22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

(242) 1. Buku dengan Syair (Sagāthāvagga)<br />

Kemudian Bhikkhu Kokālika bangkit dari duduknya, memberi<br />

hormat kepada Sang Bhagavā, dan pergi, dengan Beliau di sisi kanannya.<br />

Tidak lama setelah Bhikkhu Kokālika pergi, sekujur tubuhnya menjadi<br />

penuh dengan bisul sebesar biji sawi. Kemudian tumbuh menjadi<br />

sebesar kacang hijau, kemudian seukuran kacang kedelai; kemudian<br />

seukuran buah jujube, kemudian seukuran myrobalan; kemudian<br />

seukuran buah beluva yang belum matang, kemudian seukuran buah<br />

beluva yang telah matang. Ketika telah tumbuh hingga seukuran buah<br />

beluva matang, bisul itu pecah, meneteskan nanah dan darah. Kemudian,<br />

karena penyakitnya itu, Bhikkhu Kokālika meninggal dunia, [151] dan<br />

karena ia memendam permusuhan terhadap Sāriputta dan Moggāllāna,<br />

setelah kematiannya, ia terlahir kembali di Neraka Paduma. 408<br />

Kemudian, ketika malam telah larut, Brahmā Sahampati, dengan<br />

keindahan memesona, menerangi seluruh Hutan Jeta, mendekati Sang<br />

Bhagavā, memberi hormat kepada Beliau, berdiri di satu sisi dan<br />

berkata kepadanya: “Yang Mulia, Bhikkhu Kokālika telah meninggal<br />

dunia, dan karena ia memendam permusuhan terhadap Sāriputta dan<br />

Moggāllāna, setelah kematiannya, ia telah terlahir kembali di Neraka<br />

Paduma.” Ini adalah apa yang dikatakan oleh Brahmā Sahampati.<br />

Setelah mengatakan hal ini, ia memberi hormat kepada Sang Bhagavā,<br />

dan dengan Beliau di sisi kanannya, ia lenyap dari sana.<br />

Kemudian, ketika malam telah berlalu, Sang Bhagavā berkata<br />

kepada para bhikkhu sebagai berikut: “Para bhikkhu, tadi malam,<br />

ketika malam telah larut, Brahmā Sahampati mendatangiKu dan<br />

berkata kepada-Ku … (seperti di atas) … Setelah mengatakan hal ini, ia<br />

memberi hormat kepada-Ku, dengan Aku di sisi kanannya, ia lenyap<br />

dari sana.”<br />

Ketika hal ini dikatakan, seorang bhikkhu tertentu berkata kepada<br />

Sang Bhagavā: “Yang Mulia, berapa lamakah umur kehidupan di<br />

Neraka Paduma?”<br />

“Umur kehidupan di Neraka Paduma adalah panjang, Bhikkhu,<br />

tidaklah mudah menghitungnya dan menyebutkannya dalam tahun,<br />

atau ratusan tahun, atau ribuan tahun, atau ratusan ribu tahun.”<br />

<br />

“Apakah mungkin dengan perumpamaan, Yang Mulia?” [152]<br />

“Mungkin, Bhikkhu. Misalkan, Bhikkhu, terdapat satu kereta dari

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!