22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

1. Devatāputasaṃyutta: Catatan Kaki (405)<br />

ini percaya bahwa tidak ada akhir dalam tugas-tugas Arahanta<br />

dan bahwa Arahanta a harus terus berusaha bahkan setelah mencapai<br />

Kearahatan. Sang Buddha memberikan jawaban ini untuk<br />

meluruskannya. Syair Sang Buddha unik (asaṅkiṇṇa) dalam<br />

Tipiṭaka, karena tidak ada di mana pun Sang Buddha mengkritisi<br />

usaha, namun di sini Beliau berkata demikian untuk menunjukkan<br />

bahwa ada akhir dari tugas-tugas Arahanta.<br />

148. Kata kerja āyūhati, ditemukan dalam 1:1, baca n. 2. Melampaui<br />

(pāragata) adalah mencapai Nibbāna.<br />

149.<br />

150.<br />

151.<br />

Spk: Deva muda ini, dikatakan adalah seorang meditator pada<br />

kehidupan sebelumnya, tetapi ia memiliki kekotoran yang tebal<br />

dan dengan demikian tidak mampu menekannya hanya dengan<br />

usaha sebanyak itu. Walaupun ia melakukan tugas-tugas seorang<br />

petapa, karena kondisi pendukungnya lemah maka ia meninggal<br />

dunia dan terlahir kembali di alam deva tanpa mencapai Kemuliaan.<br />

Ia mendatangi Sang Bhagavā untuk menyatakan sulitnya<br />

kehidupan petapaan.<br />

Spk: Walaupun jalan mulia bukanlah tidak dapat dilalui juga bukan<br />

tidak rata (duggamo visamo), ini dikatakan karena ada banyak<br />

rintangan dalam tahap persiapan dari Sang Jalan.<br />

Pada AN IV 449-51, Yang Mulia Ānanda memberikan penjelasan<br />

terperinci dari syair ini. Tulisan kata kerja tanpa waktu dalam<br />

pāda b dan c berbeda antara berbagai edisi, namun tidak mempengaruhi<br />

maknanya. Spk menjelaskan bahwa ada dua jenis kurungan<br />

(sambādha): kurungan oleh lima rintangan dan kurungan<br />

oleh lima utas kenikmatan indria, yang pertama adalah apa yang<br />

dimaksudkan di sini. Ruang terbuka (okāsa) adalah sebutan bagi<br />

jhāṅa. Akan tetapi, dalam analisis yang diberikan oleh Ānanda,<br />

kurungan dan ruang terbuka dijelaskan secara berurutan: pertama-tama,<br />

lima utas kenikmatan indria disebut kurungan, dan<br />

jhāna pertama sebagai ruang terbuka; kemudian vitakka-vicāra<br />

adalah kurungan, dan jhāna kedua sebagai ruang terbuka; dan<br />

seterusnya, memuncak pada hancurnya āsava sebagai ruang terbuka<br />

yang terakhir.<br />

Sapi jantan pemimpin (paṭīlīnanisabho): Sang Buddha disebut sapi

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!