22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

3. Kosalasaṃyutta: Catatan Kaki (431)<br />

248.<br />

249.<br />

250.<br />

251.<br />

gan tanpa bergantung pada Buddha yang mencapai Penerangan<br />

Sempurna (Sammā Sambuddha), tetapi tidak seperti seorang<br />

Buddha yang mencapai Penerangan Sempurna, Paccekabuddha<br />

tidak mendirikan sāsana, suatu “pengajaran” religius. Mereka<br />

dikatakan muncul hanya pada masa tidak ada pengajaran Buddha<br />

di dunia. Kisah ini dijelaskan pada Spk dan Dhp-a IV 77-78;<br />

baca BL 3:240. Sebuah versi pada Ja No. 390 tidak menyebutkan<br />

pembunuhan keponakan atau kelahiran kembali di alam neraka.<br />

Kisah yang sebagian sama mengenai hinaan terhadap Paccekabuddha<br />

Tagarasikhi diceritakan pada Ud 50, 14-19.<br />

Baca n. 93.<br />

Sutta ini tanpa perumpamaan dan syair terdapat pada AN II 85-<br />

86; baca juga Pp 51,21 -52,23. Spk: Seseorang berada dalam gelap<br />

(tamo) karena ia bergabung dengan kegelapan dengan cara terlahir<br />

kembali dalam keluarga rendah, dan ia mengarah menuju<br />

gelap (tamoparāyaṇa) karena ia mendekati kegelapan neraka.<br />

Seseorang berada dalam terang (joti) karena ia bergabung dengan<br />

terang dengan cara terlahir kembali dalam keluarga mulia, dan<br />

ia mengarah menuju terang (jotiparāyaṇa) karena ia mendekati<br />

cahaya kelahiran kembali di alam surga.<br />

Para caṇḍala adalah kelompok yang paling hina dari kasta rendah;<br />

baca Singh, Life in North-Eastern India, pp. 16-20. Spk mengemas<br />

venakula sebagai vilīvakārakula, keluarga penganyam keranjang;<br />

kedua pekerjaan terdaftar secara terpisah pada Mil 331.<br />

Rathakārakula dikemas menjadi cammakārakula, keluarga pengrajin<br />

kulit [Spk-pṭ: karena tali pengikat kereta terbuat dari kulit];<br />

dan pukkusakula sebagai pupphachaḍḍakakula, keluarga dari<br />

mereka yang membuang bunga-bunga layu. Mungkin yang terakhir<br />

ini termasuk semua tukang sapu dan tukang sampah.<br />

Secara literal, “Jika dengan permata-gajah aku dapat menebus,<br />

‘Biarlah nenekku tidak mati,’ aku akan menyerahkan permatagajah,<br />

(berpikir), ‘Semoga nenekku tidak mati.’”<br />

Spk: Ketika ibunya meninggal dunia, neneknya menggantikan<br />

tempatnya dan mengasuhnya, karena itu, ia sangat menyayangi<br />

neneknya. Permata-gajah adalah seekor gajah bernilai 100.000

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!