22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Setelah sekian lama akhirnya aku melihat<br />

1. Devatāputasaṃyutta: Catatan Kaki (411)<br />

Seorang brahmana yang sepenuhnya padam,<br />

Yang telah pergi melampaui segala permusuhan dan<br />

ketakutan (sarvavairabhayātītaṃ),<br />

Yang telah menyeberangi kemelekatan terhadap dunia.<br />

(Ybhūs 5:3, Enomoto, CSCS, p. 8)<br />

169. Teks ini menunjukkan variasi antara anagho, anigho, dan anīgho<br />

dalam pāda a dari syair vv. 305-7. Ee2 secara keseluruhan menggunakan<br />

anigho.<br />

170.<br />

Syair ini berbeda dengan v. 1 hanya dalam pāda c.<br />

171. Yāvatakaṃ kho Ānanda takkāya pattabbaṃ anupattaṃ taṃ tayā.<br />

Secara literal, “Apa pun yang dapat diketahui melalui logika,<br />

Ānanda, yang terpikir olehmu.” Spk: Sang Buddha menceritakan<br />

kunjungan deva muda itu tanpa menyebutkan namanya untuk<br />

menunjukkan kemampuan besar dari kecerdasan Bhikkhu<br />

Ānanda dalam hal menarik kesimpulan.<br />

172. Spk tidak mengomentari nama deva muda ini, yang mungkin<br />

merupakan bentuk dasar dari dewa Hindu Siva.<br />

173. Saya mengikuti Se, yang menambahkan akhiran ti setelah syair<br />

ke tiga dan menganggap bahwa ketiga syair berikutnya berasal<br />

dari Sang Buddha. Tidak ada perubahan pembicara ditunjukkan<br />

dalam Be atau Ee1.<br />

174. Vv. 330-31 dikutip pada Mil 66-67. Dalam v. 330c, saya bersa-<br />

ma dengan Be, Se, dan Ee2 membaca sākaṭikacintāya; manta dalam<br />

pāda d pasti berbentuk nominatif dari kata benda mantar.<br />

Dalam v. 331a, saya mengikuti Se dan Ee1 & 2, yang membaca<br />

panthaṃ, bukannya maṭṭhaṃ oleh Be; Mil (Ee dan Se) membaca<br />

nāma (kesalahan?). Spk mengemas pāda d: akkhachinno va jhāyati<br />

ti akkhachinno avajhāyati, yang mengusulkan bahwa vā bukanlah<br />

penekanan ketidakmunduran, melainkan sebuah awalan verbal.<br />

Akan tetapi, Spk menganggap bahwa va dalam v. 332d mewakili<br />

viya. Mengenai maccumukha (dalam v. 332c) sebagai “mulut<br />

Kematian” bukannya “wajah Kematian”, baca Ja IV 271,7, Ja V<br />

479,29, dan Vism 233,21-22 (Ppn 8:20).

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!