22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

(512) 1. Buku dengan Syair (Sagāthāvagga)<br />

Spk mengemas suve seyyo dalam pāda c sebagai suve suve seyyo,<br />

niccam eva seyo; “Lebih baik esok hari daripada keesokan harinya<br />

lagi, selalu lebih baik.”<br />

571. Spk: ahiṃsāya, “dalam ketidakbahayaan”, artinya “dalam belas<br />

kasih dan dalam tahap awal belas kasihan” [Spk-pṭ: yaitu<br />

tahap awal jhāna pertama yang dihasilkan dari meditasi pada<br />

belas kasihan]. Mettaṃ so, “yang memiliki cinta kasih”, berarti<br />

“ia mengembangkan cinta kasih (mettaṃ) dan tahap awal cinta<br />

kasih”. [Spk-pṭ: Ia adalah seorang yang mengembangkan meditasi<br />

pada cinta kasih.]<br />

Jelas bahwa Spk dan Spk-pṭ menganggap so dalam pāda c sebagai<br />

padanan demonstratif dari yassa dalam pāda a, dengan kata<br />

kerja transitif implisit bhāveti dipahami. Sedangkan arti pasti<br />

dari mettaṃ so (atau mettaṃso) menjadi persoalan, saya lebih<br />

menyukai menganggap pāda c sebagai klausa relatif tambahan,<br />

klausa relatif ini dipisah hanya dalam pāda d yang dengan jelas<br />

mendemonstrasikan tassa. Spk memberikan interpretasi alternatif<br />

mettaṃso sebagai kata majemuk mettā dan aṃsa, dikemas<br />

sebagai koṭṭhāsa, “bagian”: mettā aṃso etassā ti mettaṃso; “seseorang<br />

yang cinta kasihnya adalah bagian (dari sifatnya) adalah<br />

mettaṃso.” Mp IV 71,9 mengemas mettaṃso: mettāyamānacitta<br />

koṭṭhāso hutvā; “telah menjadi seseorang yang kepada siapa pun<br />

cinta kasih adalah bagiannya”; baca juga It-a I 95,13-15. Brough<br />

mengatakan bahwa mitrisa (dalam G-Dhp 198) “sepertinya telah<br />

diterjemahkan oleh penerjemah Prakrit sebagai padanan dari<br />

[Skt] maitri asya” (Gāndhāri Dharmapada, p. 242, n. 198).<br />

Spk-pṭ: Karena pikiran membenci, , seseorang memelihara permusuhanbahkan<br />

terhadap seorang Arahanta a yang tidak bermeditasi<br />

pada cinta kasih dan belas kasihan. Tetapi tidak ada<br />

seorang pun yang dapat memelihara permusuhan terhadap seorang<br />

yang memiliki kebebasan batin melalui cinta kasih dan<br />

belas kasihan. Begitu kuatnya meditasi pada alam brahmā (evaṃ<br />

mahiddhikā brahmavihāra-bhavanā).<br />

572. Kisah latar belakang, yang diceritakan dalam Spk, juga terdapat<br />

dalam Dhp-a IV 18-25, yang juga memasukkan syair-syair ini;

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!