22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

(530) 1. Buku dengan Syair (Sagāthāvagga)<br />

Ini menyiratkan bahwa Verocana dan Rāhu adalah sama, namun<br />

tidak ada bukti untuk ini.<br />

626. Baik C.Rh.D maupun Geiger menerjemahkan pāda cd seolah-oleh<br />

dua kalimat yang terpisah: “Tujuan bersinar ketika disempurnakan.<br />

Tidak ada yang melampaui kesabaran.” Saya mengikuti<br />

tulisan dalam Spk, yang memperlakukannya sebagai satu kalimat:<br />

“Di antara tujuan-tujuan (baik) yang bersinar ketika dicapai,<br />

tidak ada tujuan yang lebih baik daripada kesabaran.” Saya<br />

bersama Se dan Ee2 membaca pāda c di sini (dan dalam v. 894)<br />

sebagai bentuk jamak: nipphannasobhino atthā, bukannya bentuk<br />

tunggal nipphannasobhano attho dalam Be dan Ee1. Pāda d di sini<br />

identik dengan v. 865d dan v. 877d. Baca n. 616.<br />

627. Dalam pāda a, sabbe sattā atthajāta juga telah diterjemahkan,<br />

“semua makhluk diserang oleh kebutuhan-kebutuhannya.” Spk<br />

menjelaskan: “Condong pada suatu tujuan berarti melakukan suatu<br />

tugas (atthajāta ti kiccajātā); karena tidak ada makhluk, termasuk<br />

anjing dan serigala, yang tidak melakukan suatu tugas. Bahkan<br />

berjalan mondar-mandir dapat disebut suatu tugas.<br />

Pāda cd tertulis: Saṃyogaparamā tveva/Sambhogā sabbapāṇinaṃ.<br />

Arti dan hubungan pastinya tidak jelas. Spk menginterpretasikan<br />

baris ini dengan contoh—makanan lunak dapat dibuat<br />

lezat jika digabungkan dengan berbagai bumbu—yang menafsirkan<br />

saṃyoga sebagai makna penggabungan atau persiapan. Ini<br />

bagi saya sepertinya tidak mungkin. Pada Ja IV 127,14-15, bait<br />

ini muncul dalam konteks yang menyiratkan makna ini berhubungan<br />

dengan orang lain; baca juga AN IV 57-58, di mana<br />

saṃyoga yang menunjukkan hubungan atau pergaulan antara<br />

laki-laki dan perempuan (secara seksual, tapi tidak harus berarti<br />

melakukan hubungan seksual). Saya memahami secara sintaksis<br />

sama dengan yang terdapat pada Dhp 203-4, yaitu “Kenikmatan<br />

memiliki pergaulan sebagai yang tertinggi”, daripada “melalui<br />

pergaulan, kenikmatan menjadi tertinggi”, makna yang diusulkan<br />

oleh Spk.<br />

628. Apabyāmato karitvā (atau apavyāmato karitvā, dalam Ee1). CPD<br />

mengatakan apavyāma adalah suatu v. 1. bagi apasavya. Pada Ud

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!