22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

(376) 1. Buku dengan Syair (Sagāthāvagga)<br />

dan pada Dhp 199. Ungkapan apposukka, secara literal “memiliki<br />

sedikit semangat”, digunakan untuk menggambarkan seseorang<br />

yang menghindari aktivitas sibuk. Dalam SN, kita menemukan<br />

ungkapan ini—yang biasanya saya terjemahkan, secara luwes,<br />

“(hidup) dengan nyaman” —pada 9:10 (I 202,22), 21:4 (II 277,12),<br />

35:240 (IV 178,1, di sini “berdiam diri”), dan 51:10 (V 262,18). Kata<br />

benda abstrak appossukkatā, pada 6:1 (I 137,1,6), menggambarkan<br />

kecenderungan asli Sang Buddha, persis setelah mencapai<br />

Penerangan Sempurna, terhadap kehidupan menyepi daripada<br />

“bekerja keras” membabarkan Dhamma. Baca juga di bawah n.<br />

366 dan n. 551.<br />

55. Spk: Empat roda adalah empat postur tubuh (berjalan, berdiri,<br />

duduk, berbaring). Sembilan pintu adalah sembilan “luka menganga”<br />

(mata, telinga, lubang hidung, mulut, kelamin, anus).<br />

Dipenuhi dengan bagian tubuh kotor (rambut kepala, dan lainlain),<br />

dan terikat oleh keserakahan, yaitu dengan keinginan. Bagaimanakah<br />

seseorang melepaskan diri darinya? Bagaimanakah keluar<br />

dari jasmani seperti itu? Spk-pṭ menambahkan: ini dilahirkan<br />

dari lumpur (paṅkajāta) karena dihasilkan dari lumpur kotor<br />

rahim perempuan. Ungkapan Pāli ini juga dapat diterjemahkan<br />

“ini adalah Lumpur”, namun saya mengikuti Spk-pṭ. Perspektif<br />

kasar terhadap jasmani ini dijelaskan pada Sn I, 11, pp. 34-35.<br />

56. Dalam pāda a (= Dhp 398a), Ee1 nandiṃ harus diubah menjadi<br />

naddhiṃ. Spk menjelaskan bahwa dalam Dhp, syair varattā adalah<br />

keinginan (taṇhā), tetapi karena keinginan disebutkan secara<br />

terpisah dalam syair kita, maka varattā dikemas secara berbeda<br />

di sini.<br />

Spk: Kulit pengikat (naddhi) adalah permusuhan (upanāha),<br />

yaitu kemarahan besar, tali pengikat (varattā) adalah kekotoran<br />

lainnya. Keinginan dan keserakahan merujuk pada kondisi batin<br />

yang sama yang diucapkan dalam dua makna: keinginan (icchā)<br />

adalah tahap awal yang lemah, atau keinginan atas apa yang<br />

belum diperoleh; keserakahan (lobha) adalah tahap selanjutnya<br />

yang kuat, atau mempertahankan objek yang telah diperoleh.<br />

Keinginan sebagai akarnya: dengan akarnya yaitu kebodohan.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!