22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Pendahuluan Umum (27)<br />

dalam III 225, 9 foll., walaupun makna tepatnya di sana bermakna<br />

ganda dan kata itu lebih berarti hal-hal yang diajarkan daripada<br />

ajaran-ajaran atas hal-hal itu. Satu pernyataan muncul dalam dua<br />

sutta (II 58,3-4; IV 328,21-22), iminā dhammena, dapat lebih memuaskan<br />

jika diterjemahkan “dengan prinsip ini,” walaupun di sini dhamma<br />

menunjuk pada Dhamma sebagai ajaran penting. Sekali lagi, pada I<br />

167,9 (= I 168,25, 173,10), kita menemukan dhamme sati, “jika prinsip ini<br />

ada,” suatu aturan berperilaku yang diikuti oleh Sang Buddha.<br />

Jika kata dhammā dalam bentuk jamak memerlukan nuansa yang<br />

lebih teknis, dalam konteks dengan penekanan pada kenyataan, saya<br />

menerjemahkannya sebagai “fenomena.” Misalnya, paṭicca-samuppannā<br />

dhammā adalah “fenomena yang muncul saling bergantungan” (II 26,7),<br />

dan masing-masing dari kelima kelompok unsur kehidupan adalah loke<br />

lokadhamma, “suatu fenomena-duniawi di dunia” yang ditembus dan<br />

diajarkan oleh Sang Buddha (III 139, 22 foll.) jika kata itu mengambil<br />

warna yang lebih psikologis, saya menerjemahkannya sebagai “kondisikondisi.”<br />

Contoh yang paling umum dari makna ini adalah pasangan<br />

kusalā dhammā, kondisi-kondisi bermanfaat, dan akusalā dhammā,<br />

kondisi-kondisi tidak bermanfaat (terdapat, misalnya, dalam formula<br />

usaha benar; V 9,17-27). Faktor pencerahan dhanmmavicaya-sambojjhaṅga<br />

dikatakan sebagai terpelihara dengan memberikan perhatian saksama<br />

pada pasangan kondisi-kondisi batin yang berlawanan (di antaranya<br />

kondisi-kondisi yang bermanfaat dan yang tidak bermanfaat; V<br />

66,18), dan dengan demikian saya menerjemahkannya sebagai “faktor<br />

pencerahan pembedaan kondisi-kondisi.” Tetapi karena penyelidikan<br />

dhamma juga dapat menjadi empat pendukung objektif pada perhatian<br />

(V 331-32), maka dhammavicaya seharusnya diterjemahkan sebagai<br />

“pembedaan fenomena.” Kadang-kadang dhammā menyiratkan sifat<br />

karakter yang lebih menetap daripada kondisi-kondisi batin yang<br />

bersifat sementara; dalam konteks ini saya menerjemahkannya sebagai<br />

“kualitas-kualitas,” misalnya, Mahākassapa mengeluhkan bahwa para<br />

bhikkhu “memiliki kualitas-kualitas yang membuatnya sulit untuk<br />

menasihati mereka” (II 204,3-4).<br />

Sebagai landasan dan unsur indria, dhammāyatana dan dhammadhātu<br />

adalah pendamping manāyatana, landasan pikiran, dan landasan<br />

pikiran, dan manoviññāṇadhātu, unsur kesadaran-pikiran. Makna

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!