22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

1. Devatāputasaṃyutta: Catatan Kaki (409)<br />

belenggu bentuk (rūpasaṃyojana), yang dimaksudkan adalah lima<br />

belenggu yang lebih tinggi; dengan kegembiraan akan kehidupan,<br />

yang dimaksudkan adalah tiga jenis bentukan kehendak kamma<br />

(buruk, baik, netral—baca 12:51). Dengan demikian, seseorang<br />

yang telah melepaskan sepuluh belenggu dan tiga bentukan<br />

kamma tidak tenggelam di dalam kedalaman, dalam banjir besar.<br />

Atau dengan kata lain: persepsi indria menyiratkan kehidupan<br />

alam-indria; belenggu bentuk, kehidupan di alam berbentuk; dan<br />

kehidupan alam tanpa bentuk disiratkan oleh dua yang pertama,<br />

kegembiraan akan kehidupan, menandakan tiga jenis bentukan<br />

kamma. Dengan demikian, seseorang yang tidak menghasilkan<br />

tiga jenis bentukan kehendak sehubungan dengan tiga alam kehidupan<br />

tidak tenggelam dalam kedalaman.<br />

166. Spk: Deva muda ini sedang bermain-main di Hutan Nandana bersama<br />

dengan kelompoknya seribu bidadari. Lima ratus bidadari<br />

memanjat pohon dan bernyanyi dan melemparkan bunga-bunga<br />

ketika mereka tiba-tiba meninggal dunia dan terlahir kembali<br />

di Neraka Avīci. Ketika deva muda itu menyadari bahwa mereka<br />

hilang dan mengetahui bahwa mereka telah terlahir kembali di<br />

alam neraka, ia memeriksa daya vitalnya sendiri dan melihat<br />

bahwa ia dan lima ratus bidadari lainnya akan meninggal dunia<br />

dalam tujuh hari dan akan terlahir kembali di alam neraka. Karenanya,<br />

dengan sangat ketakutan, ia mendatangi Sang Buddha<br />

mencari penghiburan.<br />

Kisah ini (bersama dengan syair-syairnya) juga diceritakan dalam<br />

dua Komentar atas Satipaṭṭhāna Sutta (Sv III 750,3-27; Ps I<br />

235,16 – 236,3). Akan tetapi, terlepas dari Komentar, saya lebih<br />

suka menganggap pertanyaan deva muda itu sebagai suatu ungkapan<br />

kekhawatiran mendalam yang terus-menerus di tengahtengah<br />

situasi kehidupan manusia (dan para deva).<br />

167. Dalam pāda c, saya dengan Be, Se, dan Ee2 membaca kicchesu, bukannya<br />

kiccesu (tugas-tugas) dalam Ee1 dan SS tertentu. Kicchesu<br />

didukung dengan lebih baik oleh komentar dalam Spk: imesu<br />

uppannānuppannesu dukkhesu, “Penderitaan ini baik yang telah<br />

muncul maupun yang belum muncul”.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!