22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Pendahuluan Umum (31)<br />

ungkapan itu menyiratkan kegigihan (viriya) dan bukan kehendak<br />

(cetanā), pemberi sifat itu menunjukkan bahwa bentukan-bentukan ini<br />

muncul dalam modus aktif dan bukan dalam modus pasif.<br />

Terlepas dari konteks-konteks utama ini, kata saṅkhāra muncul<br />

dalam beberapa kata majemuk – āyusaṅkhāra (II 266,19; V 262,22-23),<br />

jivitasaṅkhāra (V 152,29 -153,2), bhavasaṅkhāra (V 263,2) – yang dapat<br />

dipahami sebagai aspek berbeda dari kekuatan kehidupan.<br />

Bentuk pasif yang berhubungan dengan saṅkhāra adalah saṅkhata,<br />

yang saya terjemahkan sebagai “terkondisi.” Sayangnya saya tidak<br />

mampu menerjemahkan kedua kata Pāli tersebut ke dalam Bahasa<br />

Inggris sedemikian sehingga mampu mempertahankan hubungan<br />

penting antara keduanya: “terbentuk” terlalu spesifik untuk<br />

saṅkhata, dan “kondisi-kondisi” terlalu luas untuk saṅkhāra (dan juga<br />

melampaui batas wilayah paccaya), jika “bangunan” digunakan untuk<br />

saṅkhārā, maka saṅkhata seharusnya menjadi “terbangun,” yang<br />

mempertahankan hubungan, walaupun dengan resiko terjemahan<br />

yang kaku. Yang patut disesalkan, karena menggunakan kata Bahasa<br />

Inggris yang berbeda untuk pasangan itu, dimensi makna yang sangat<br />

penting dalam sutta-sutta menjadi tidak terlihat. Dalam Pāli kita dapat<br />

dengan jelas melihat hubungannya: saṅkhāra, kekuatan pembangunan<br />

yang aktif yang dipicu oleh kehendak, membuat dan membentuk<br />

kenyataan yang terkondisi, khususnya faktor-faktor terkondisi yang<br />

dikelompokkan dalam kelima kelompok unsur kehidupan dan enam<br />

landasan indria internal; dan kenyataan terkondisi ini sendiri terdiri<br />

dari saṅkhāra dalam makna pasif, yang disebut dalam komentar sebagai<br />

saṅkhata-saṅkhārā.<br />

Lebih jauh lagi, bukan hanya hubungan ini yang menjadi tidak<br />

terlihat, tetapi juga hubungan dengan Nibbāna. Karena Nibbāna<br />

adalah asaṅkhata, yang tidak terkondisi, yang disebut demikian karena<br />

tidak terbentuk oleh saṅkhāra juga bukan saṅkhāra itu sendiri baik<br />

dalam makna aktif maupun pasif. Oleh karena itu, ketika membaca<br />

teks Pāli, kita sampai pada gambaran yang jelas dalam fokus yang<br />

lebih halus: saṅkhāra aktif yang dihasilkan oleh kehendak secara terusmenerus<br />

menciptakan saṅkhāra pasif, saṅkhata dhamma atau fenomena<br />

terkondisi dari kelima kelompok unsur kehidupan (dan, secara tidak<br />

langsung, dari dunia objektif); dan kemudian, melalui praktik jalan

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!