22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

1. Devatāsaṃyutta: Catatan Kaki (397)<br />

siang dan malam (rattindivakkhaya): dihancurkan oleh siang dan<br />

malam atau selama siang dan malam. Perempuan adalah noda bagi<br />

kehidupan suci: dengan mencuci noda-noda luar, seseorang dapat<br />

menjadi bersih, tetapi seseorang yang dikotori oleh perempuan<br />

tidaklah mungkin menjadikan dirinya suci. Latihan keras (tapa)<br />

adalah sebutan bagi pengendalian, praktik keras (dhutaṅgaguna),<br />

usaha, dan pertapaan keras (dukkarakārika); semua ini kecuali<br />

pertapaan keras (yaitu penyiksaan diri) adalah praktik yang<br />

membakar kekotoran-kekotoran. Kehidupan suci (brahmacariya)<br />

adalah menghindari hubungan seksual.<br />

Mengenai “mandi tanpa air” baca vv. 646, 705. Untuk memahami<br />

ungkapan ini, kita harus mengingat bahwa bagi para brahmana<br />

di masa Sang Buddha (seperti halnya umat-umat Hindu<br />

masa sekarang), ritual mandi adalah suatu cara untuk mencuci<br />

kejahatan seseorang. Sang Buddha mengganti ini dengan “mandi<br />

internal” bagi batin; baca 7:21 di bawah dan MN I 39, 1-2, 280,<br />

18-20.<br />

120. Spk: Rima adalah perancah bagi syair (chando nidānaṃ gāthānaṃ):<br />

Sajak, dimulai dengan gāyatti, adalah perancah bagi syair; karena<br />

seseorang yang memulai suatu syair pertama-tama mempertimbangkan,<br />

“Dalam rima apakah seharusnya?” suku kata merupakan<br />

frasanya (akkharā tāsaṃ viyañjanaṃ): karena suku kata-suku<br />

kata membentuk kata-kata, dan kata-kata membentuk sebuah<br />

syair, dan sebuah syair mengungkapkan maknanya. Syair-syair<br />

bersandar atas nama-nama: Seseorang yang menggubah sebuah<br />

syair menggubahnya dengan bersandar pada suatu nama seperti<br />

“samudra” atau “bumi”. Penyair adalah alam di mana syair-syair<br />

berdiam: alam (āsaya) dari syair adalah penyokongnya (patiṭṭhā):<br />

syair-syair berasal dari si penyair, dengan demikian penyair<br />

adalah penyokongnya.<br />

121. Dalam pāda a, saya membaca addhabhavi dengan Be dan Ee1 &<br />

2, bukannya anvabhavi dalam Se. Addhabhavi adalah bentuk kata<br />

kerja tanpa waktu dari adhibhavati, mengatasi, menguasai; baca<br />

CPD, s.v. addhabhavati. Spk: Tidak ada makhluk hidup atau entitas<br />

yang bebas dari nama, apakah nama alami atau buatan. Bahkan<br />

pohon atau batu yang tidak diketahui namanya tetap disebut<br />

“yang tanpa nama”.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!