22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

10. Yakkhasaṃyutta: Catatan Kaki (513)<br />

573.<br />

baca BL 3:207-11. Singkatnya: Sānu adalah seorang samaṇera<br />

yang taat, yang setelah dewasa, merasa tidak puas dengan kehidupan<br />

bhikkhu dan pulang ke rumah ibunya bermaksud untuk<br />

lepas jubah. Ibunya, setelah memohon agar ia mempertimbangkan<br />

kembali keputusan itu, pergi menyiapkan makanan<br />

untuknya, dan kemudian yakkha perempuan—ibunya dalam kehidupan<br />

lampau—merasukinya dan menjatuhkannya ke tanah,<br />

di mana ia terbaring gemetar dengan mata berputar dan mulut<br />

berbusa. Ketika ibunya masuk ke kamarnya, ia menemukannya<br />

dalam keadaan demikian.<br />

Saya mengikuti tulisan dalam Be. Ee1 & 2 menambahkan syair<br />

lain di sini (v. 815 dalam Ee2), tetapi karena syair ini sepertinya<br />

adalah hasil kesalahan penulisan, maka saya tidak menerjemahkannya.<br />

Tulisan dalam Be didukung oleh versi Dhp-a. Se menulis<br />

seperti dalam Be, tetapi dengan yā va sebagai pengganti yā<br />

ca dalam pāda kedua baik pada seruan maupun jawaban. Untuk<br />

menerjemahkan sesuai dengan aturan Bahasa Inggris umum,<br />

saya terpaksa membalik baris-baris dari Pāli dengan cara menyilangkan<br />

pembagian syair-syair dalam Teks Pāli.<br />

Uposatha lengkap dalam delapan faktor (aṭṭhasusamāgataṃ<br />

uposathaṃ): Mengenai Uposatha, baca n. 513. Selain dua Uposatha<br />

utama yang jatuh pada hari bulan purnama dan hari bulan<br />

baru (berturut-turut tanggal lima belas, dan tanggal empat belas<br />

atau lima belas, dan setiap dua minggu), Uposatha minor jatuh<br />

pada hari bulan setengah, hari kedelapan setiap dua minggu.<br />

Umat-umat awam menjalankan Uposatha dengan mengambil<br />

delapan sīla (aṭṭhaṅga-sīla), disiplin yang lebih keras daripada<br />

Lima Sīla sebagai praktik sehari-hari. Ini termasuk menghindari<br />

(1) pembunuhan, (2) pencurian, (3) semua aktivitas seksual, (4)<br />

kata-kata salah, (5) meminum minuman keras, (6) makan setelah<br />

tengah hari, (7) menari, menyanyi, mendengarkan musik,<br />

menonton pertunjukan yang tidak selayaknya, menggunakan<br />

perhiasan dan kosmetik, dan (8) menggunakan tempat tidur dan<br />

tempat duduk yang tinggi dan mewah. Penjelasan lebih lanjut<br />

sehubungan dengan kewajiban Uposatha bagi umat awam, baca<br />

AN IV 248-62.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!