22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

(362) 1. Buku dengan Syair (Sagāthāvagga)<br />

Dalam pāda c, pemecahan untuk saṇateva agak problematik.<br />

Spk mengemasnya: saṇati viya mahāviravaṃ viya muccati, “sepertinya<br />

membuat suara, seolah-olah membuat kegaduhan”. Ini menyiratkan<br />

bahwa Spk mengelompokkan sandhi ke dalam saṇate<br />

iva. Ee2 jelas menerima ini dengan tulisan saṇate va. Mengikuti<br />

usulan VĀT, saya memutuskan menggunakan saṇati eva, dengan<br />

anggapan bahwa hutan itu sendiri yang mengeluarkan suara.<br />

Kata kerja saṇati berarti hanya mengeluarkan suara, dan di<br />

tempat lain digunakan untuk menggambarkan suara aliran sungai<br />

(Sn 720-21), jadi, di sini suara itu lebih sesuai digambarkan<br />

sebagai gumaman daripada teriakan. Dalam pāda d, kata kerja<br />

paṭibhāti; dikemas oleh Spk menjadi upaṭṭhāti.<br />

Spk: Di musim kering, di tengah hari, ketika hewan-hewan<br />

dan burung-burung duduk dengan tenang, suara riuh terdengar<br />

muncul dari kedalaman hutan sewaktu angin bertiup melewati<br />

pepohonan, kerimbunan bambu, dan cekungan. Pada saat itu,<br />

deva yang bodoh, tidak menemukan teman ngobrol, mengucapkan<br />

syair pertama. Tetapi ketika seorang bhikkhu kembali<br />

dari perjalanan menerima dana makanan dan duduk sendirian<br />

di kesunyian hutan memperhatikan subjek meditasinya, kebahagiaan<br />

berlimpah muncul (seperti diungkapkan pada lawan bicaranya).<br />

25. Arati, tandi, vijambhikā, dan bhattasammada muncul juga pada<br />

46:2 (V 64, 31-32) dan 46:51 (V 103:13-14). Definisi resmi terdapat<br />

pada Vbh 352. Spk: Jalan mulia (ariyamagga) adalah jalan lokiya<br />

dan juga lokuttara. Pembersihan jalan terjadi ketika seseorang<br />

mengusir kekotoran batin melalui jalan itu sendiri, dengan usaha<br />

(viriya) yang berdampingan dengan sang jalan.<br />

Perbedaan antara jalan lokiya dan lokuttara, baca pendahuluan<br />

bagian V, pp. 1490-92.<br />

26. Spk menjelaskan pade pade, dalam pāda c, sebagai berikut: “Dalam<br />

tiap-tiap objek (ārammaṇe ārammaṇe); karena kapan pun<br />

kekotoran muncul sehubungan dengan suatu objek, di sanalah ia<br />

jatuh. Tetapi frasa itu juga dapat diinterpretasikan melalui postur<br />

tubuh (iriyāpatha); jika kekotoran muncul ketika seseorang

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!