22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

(432) 1. Buku dengan Syair (Sagāthāvagga)<br />

kahāpaṇa, dengan hiasan yang bernilai sama. Penjelasan yang<br />

sama berlaku untuk permata-kuda dan hadiah desa.<br />

252. Cp. Dengan 3:2. Syair-syair ini identik.<br />

253. Kattha nu kho bhante dānaṃ dātabbaṃ. Saya terjemahkan sesuai<br />

idiom Pāli, walaupun dalam Bahasa Inggris biasanya kita mengatakan,<br />

“Kepada siapakah suatu pemberian harus diberikan?”<br />

Spk memberikan kisah latar belakang: ketika Sang Buddha memulai<br />

pengajaran-Nya, perolehan dan penghormatan besar<br />

mengalir kepada Beliau dan Bhikkhu Saṅgha, dan dengan demikian<br />

perolehan dari sekte pesaing-Nya menurun. Guru-guru<br />

saingan, bermaksud untuk menodai reputasi-Nya, memberitahu<br />

para perumah tangga bahwa Petapa Gotama menyatakan bahwa<br />

pemberian harus diberikan hanya kepada-Nya dan para siswa-<br />

Nya, bukan kepada guru-guru lainnya dan murid-murid mereka.<br />

Ketika raja mendengar hal ini, ia menyadari bahwa itu adalah<br />

kebohongan jahat dan untuk meyakinkan banyak orang sehubungan<br />

dengan hal ini, ia mengumpulkan seluruh penduduk<br />

pada suatu hari festival dan menanyai Sang Buddha tentang persoalan<br />

ini di depan kerumunan itu.<br />

254. Spk menjelaskan: “Seseorang harus memberikan kepada siapa<br />

pun yang ia yakini.” Ketika Sang Buddha berkata demikian,<br />

raja mengumumkan kepada kerumunan itu: “Dengan satu<br />

pernyataan, guru-guru sekte lain telah digilas.” Untuk lebih<br />

menjelaskan kebingungan, selanjutnya ia bertanya: “Yang Mulia,<br />

pikiran bisa saja berkeyakinan terhadap siapa pun—pada<br />

Jain, para petapa telanjang, para petapa pengembara, dan sebagainya—tetapi<br />

ke manakah suatu pemberian menghasilkan<br />

buah besar?” Apa yang mendasari pertanyaan tersebut adalah<br />

alasan utama spiritualitas petapaan India, yaitu bahwa pemberian<br />

yang diberikan kepada mereka yang meninggalkan keduniawian<br />

menghasilkan “jasa” (puñña), yang selanjutnya menghasilkan<br />

buah (phala)—manfaat duniawi dan spiritual—yang sebanding<br />

dengan kemurnian spiritual penerimanya. Mekanisme<br />

yang mengatur hubungan antara memberi dan buahnya adalah<br />

Hukum Kamma. Untuk diskusi lengkap mengenai memberi dan<br />

imbalannya, baca MN No. 142.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!