22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Pendahuluan (53)<br />

Māra juga tampil sebagai sosok yang sinis yang menyangkal bahwa<br />

manusia dapat mencapai kesucian sempurna (4:4, 15). Beberapa<br />

kali ia berusaha mengacaukan para bhikkhu ketika mereka sedang<br />

mendengarkan khotbah Sang Buddha, tetapi setiap kali juga Sang<br />

Buddha mengenalinya (4:16, 17, 19). Pada kesempatan lain Māra<br />

berusaha menggoda Sang Guru dengan iming-iming kekuasaan duniawi,<br />

tetapi Sang Buddha dengan tegas menolaknya (4:20). Yang secara<br />

khusus mengesankan adalah Godhika Sutta (4:23), di mana Bhikkhu<br />

Godhika, yang menderita penyakit yang menghalangi kemajuan<br />

meditasinya, berencana untuk bunuh diri. Māra menampakkan dirinya<br />

di depan Sang Buddha, memohon Beliau agar menghalangi siswanya<br />

dari kebodohan demikian, tetapi Sang Guru memuji ketekunan pada<br />

tujuan bahkan dengan taruhan kehidupan. Di akhir sutta ini Māra<br />

dengan sia-sia mencari kesadaran kelahiran kembali Godhika, tidak<br />

mengetahui bahwa bhikkhu itu telah mencapai Nibbāna dan padam<br />

“dengan kesadaran tidak terbentuk.”<br />

Kedua sutta terakhir dalam saṃyutta ini membawa kita kembali<br />

ke lokasi pencerahan. Di sini kita pertama-tama melihat Māra dan<br />

kemudian ketiga puteri Māra – Taṇhā, Arati, dan Ragā (Keinginan,<br />

ketidak-puasan, dan Nafsu) – berusaha menemukan titik kelemahan<br />

dalam diri Buddha yang baru tercerahkan, namun usaha mereka siasia<br />

dan harus pergi dengan kecewa. (4:24, 25).<br />

5. Bhikhunīsaṃyutta<br />

Bhikhunīsaṃyutta adalah suatu kumpulan dari sepuluh sutta<br />

pendek dalam bentuk campuran prosa dan syair, tidak dibagi dalam<br />

beberapa vagga. Pelaku utama semuanya adalah bhikkhunī. Walaupun<br />

beberapa dari ketiga puluh tujuh syair juga terdapat dalam Therīgāthā<br />

(dicantumkan dalam catatan dan daftar kata 1 (B)), sebuah penomoran<br />

penting adalah unik dalam koleksi ini, sementara sering kali variasivariasi<br />

dalam versi paralel juga penting. Minimal satu bhikkhunī dalam<br />

Bhikkhunīsaṃyutta, yaitu Vajirā, sama sekali tidak muncul dalam<br />

Therīgāthā, sementara bhikkhunī lainnya, Selā, agak membingungkan.<br />

Sebuah perbandingan antara kedua koleksi juga memberikan beberapa<br />

perbedaan yang patut dicatat dalam catatan penulisan. Karena SN dan

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!