22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

8. Vaïgisasaüyutta: Catatan Kaki (491)<br />

501.<br />

502.<br />

kemarahan terhadap teman sealiran. Sepertinya, lebih disukai<br />

menginterpretasikan kata ini dengan cara tiga khila—keserakahan,<br />

kebencian, dan kebodohan (baca n. 84)—karena lima cetokhila<br />

dikatakan sebagai rintangan terhadap “semangat, daya-upaya,<br />

ketekunan, dan usaha” dan pelenyapannya adalah prasyarat untuk<br />

usaha yang sungguh-sungguh.<br />

Dalam pāda d, vijjāyantakaro adalah kata majemuk sintaksis, di<br />

sini dengan unsur pertama suatu alat atau ablatif; baca n. 68.<br />

Syair ini tidak memiliki kata kerja finitif, tetapi Th-a mengatakan<br />

bahwa syair ini diucapkan dengan cara menasihati diri<br />

sendiri, dan oleh karena itu, saya menambahkan bentuk kata<br />

perintah untuk menyampaikan efek ini. Syair ini dapat dilihat<br />

sebagai menjelaskan sebuah gerak maju: “Pertama-tama,, lep-<br />

askan lima rintangan pada usaha, kemudian bersungguh-sungguhlah.<br />

Dengan daya-upaya, tinggalkan lima rintangan dan capai<br />

kemurnian pikiran melalui konsentrasi. Berdasarkan pada<br />

ini, kembangkanlah pandangan terang ke dalam bukan-diri dan<br />

tinggalkan keangkuhan. Dengan cara demikian, engkau akan<br />

melenyapkan noda-noda ini dengan pengetahuan, mengakhiri<br />

penderitaan, dan berdiam dalam kedamaian Nibbāna.”<br />

Spk: Suatu ketika, Yang Mulia Ānanda diundang ke istana untuk<br />

membabarkan Dhamma kepada para perempuan, ia mengajak<br />

Vaṅgisa, yang baru ditahbiskan, sebagai pendampingnya. Ketika<br />

Vaṅgisa melihat perempuan, cantik dengan perhiasan terbaik,<br />

nafsu menguasai pikirannya, dan pada kesempatan pertama, ia<br />

mengungkapkan tekanannya itu kepada Ānanda. Vism 38 (Ppn<br />

1:103), yang menuliskan syair-syair ini (walaupun dalam urutan<br />

berbeda), menceritakan bahwa Vaṅgisa telah dikuasai oleh nafsu<br />

ketika ia melihat seorang perempuan saat ia berjalan menerima<br />

dana makanan tidak lama setelah ia meninggalkan keduniawian.<br />

Versi Skt dari kisah yang sama ini, dengan syair-syairnya, tertulis<br />

dalam Enomoto, CSCS, pp. 44-45.<br />

Ia menyapa Ānanda sebagai “Gotama” karena Ānanda adalah<br />

anggota keluarga Gotama. Di sini, pasti terdapat permainan kata<br />

pada Nibbāpana (dan Nibbāpehi dalam v. 273c) sebagai makna pemadaman<br />

api dan pencapaian Nibbāna.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!