22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

4. Mārasaṃyutta (203)<br />

<br />

III. SUB BAB KE TIGA<br />

(KELOMPOK LIMA MĀRA)<br />

21 (1) Sekelompok<br />

Demikianlah yang kudengar. Pada suatu ketika, Sang Bhagavā sedang<br />

berdiam di antara suku Sakya, di Silāvatī. Pada saat itu, sekelompok<br />

bhikkhu sedang berdiam tidak jauh dari Sang Bhagavā—tekun, rajin,<br />

dan teguh. Kemudian Māra si Jahat mengubah wujudnya menjadi<br />

seorang brahmana, dengan ikatan rambut besar, berjubah kulit rusa,<br />

tua, bongkok bagaikan rangka atap, terengah-engah, memegang<br />

tongkat terbuat dari kayu udumbara. 302 Ia mendekati para bhikkhu<br />

itu dan berkata kepada mereka: “Kalian, Yang Mulia, telah<br />

meninggalkan keduniawian sejak muda, pemuda dengan rambut hitam,<br />

memiliki anugerah kemudaan, dalam tahap utama kehidupan, tanpa<br />

bermain-main dengan kenikmatan indria. Nikmatilah kenikmatan<br />

indria manusia, Yang Mulia; jangan lepaskan apa yang terlihat secara<br />

langsung demi mengejar apa yang memerlukan waktu yang lama.” 303<br />

“Kami belum melepaskan apa yang terlihat secara langsung,<br />

Brahmana, demi mengejar apa yang memerlukan waktu yang lama.<br />

Kami telah melepaskan apa yang memerlukan waktu yang lama demi<br />

mengejar apa yang terlihat secara langsung. Karena Sang Bhagavā,<br />

Brahmana, telah menyatakan bahwa kenikmatan-indria adalah<br />

membuang-buang waktu, penuh penderitaan, penuh keputusasaan,<br />

dan bahaya di dalamnya adalah lebih besar, sedangkan Dhamma ini<br />

adalah terlihat secara langsung, seketika, mengundang seseorang<br />

untuk datang dan melihat, dapat dipraktikkan, untuk dialami melalui<br />

pengalaman pribadi oleh para bijaksana.” [118]<br />

Ketika hal ini diucapkan, Māra si Jahat menggelengkan kepalanya,<br />

menjulurkan lidahnya, mengerutkan keningnya dalam tiga kerutan,<br />

dan pergi dengan bersandar pada tongkatnya. 304<br />

Kemudian para bhikkhu itu mendekati Sang Bhagavā, memberi<br />

hormat kepada Beliau, duduk di satu sisi, dan melaporkan segalanya.<br />

[Sang Bhagavā berkata:] “Dia bukanlah seorang brahmana, Para<br />

bhikkhu. Dia adalah Māra si Jahat, yang datang untuk mengacaukan<br />

kalian.”

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!