22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

(266) 1. Buku dengan Syair (Sagāthāvagga)<br />

gandarnya pada waktu penanaman. 459 Kemudian pagi hari itu, Sang<br />

Bhagavā merapikan jubah, dan membawa mangkuk dan jubah-Nya,<br />

pergi ke tempat di mana Brahmana Kasi Bhāradvāja sedang bekerja.<br />

Pada saat itu, sedang berlangsung pembagian makanan Brahmana<br />

Kasi Bhāradvāja. 460 Kemudian Sang Bhagavā mendekati tempat<br />

pembagian makanan dan berdiri di satu sisi. Brahmana Kasi<br />

Bhāradvāja melihat Sang Bhagavā berdiri untuk menerima dana<br />

makanan dan berkata kepada Beliau:<br />

“Petapa, aku membajak dan menanam, dan ketika aku telah<br />

membajak dan menanam, aku makan. Engkau juga, seharusnya<br />

membajak dan menanam; kemudian, ketika Engkau telah membajak<br />

dan menanam, Engkau boleh makan.”<br />

“Aku juga, Brahmana, membajak dan menanam, dan ketika Aku<br />

telah membajak dan menanam, Aku makan.”<br />

“Tetapi kami tidak melihat gandar atau bajak atau tongkat atau<br />

galah pengendali atau sapi milik Guru Gotama; namun Guru Gotama<br />

mengatakan, ‘Aku juga, Brahmana, membajak dan menanam, dan<br />

ketika Aku telah membajak dan menanam, Aku makan.’”<br />

Kemudian Brahmana Kasi Bhāradvāja berkata kepada Sang Bhagavā<br />

dalam syair: <br />

662. “Engkau mengaku sebagai seorang yang bekerja dengan<br />

bajak,<br />

Tetapi aku tidak melihat alat bajak-Mu.<br />

Jika Engkau adalah seorang pembajak sawah, jawablah:<br />

Bagaimana kami memahami pembajakan-Mu?”<br />

[Sang Bhagavā:]<br />

663. “Keyakinan adalah benih, latihan keras adalah hujan,<br />

Kebijaksanaan adalah gandar dan bajak;<br />

Rasa malu adalah galah, pikiran adalah pengikat-gandar,<br />

Perhatian adalah mata bajak dan tongkat kendali-Ku. 461<br />

664. “Terkendali dalam jasmani, terkendali dalam ucapan,<br />

Terkendali dalam nafsu makan,<br />

Aku menggunakan kebenaran sebagai pencabut-rumput,<br />

Dan kelembutan sebagai pelepas gandar. 462 [173]

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!