22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

(32) Saṃyutta Nikāya<br />

Buddha, para praktisi sampai pada pengetahuan sejati atas fenomena<br />

terkondisi, yang menghentikan produksi saṅkhāra aktif, mengakhiri<br />

pembangunan kenyataan terkondisi dan membuka pintu menuju<br />

keabadian, asaṅkhata, yang tidak terkondisi, yang adalah Nibbāna,<br />

kebebasan tertinggi dari ketidakkekalan dan penderitaan.<br />

NĀMARūPA<br />

Dalam MLDB, saya juga telah mengubah “nama-dan-bentuk” dari<br />

Yang Mulia Ñāṇamoli kembali ke terjemahan awalnya, “batin-jasmani.”<br />

Dalam beberapa hal, sebutan “batin-jasmani” adalah lebih akurat<br />

secara doktrin, tetapi juga kaku, khususnya ketika menerjemahkan<br />

syair, dan karena itu di sini saya kembali menggunakan “nama-danbentuk.”<br />

Kata majemuk ini berasal dari masa sebelum Buddhisme<br />

dan digunakan dalam Upanisad untuk menunjukkan pembedaan<br />

perwujudan brahman, kenyataan non-dualitas. Karena para bijaksana<br />

dari Upanisad, nāmarūpa adalah perwujudan brahman yang beraneka<br />

ragam, yang dipahami melalui makna sebagai kemunculan atau<br />

bentuk yang beragam, dan melalui pikiran sebagai nama atau konsep<br />

yang beragam (penyebutan nama-nama dan konsep-konsep dipahami<br />

sebagai didasarkan pada kenyataan objektif daripada sebagai produk<br />

akhir dari proses subyektif yang murni). Sang Buddha mengadopsi<br />

ungkapan ini dan menanamkannya dengan makna yang sesuai dengan<br />

sistem Beliau sendiri. Di sini kata ini menjadi sisi fisik dan kognitif<br />

dari eksistensi individu. Dalam ungkapan bahiddhā nāmarūpa, “namadan-bentuk<br />

eksternal” (pada II 24,2). Kita sepertinya menemukan sisasisa<br />

dari makna aslinya – dunia dibedakan menurut penampilan dan<br />

namanya – tetapi terlepas dari implikasi monistis.<br />

Dalam sistem Sang Buddha, rūpa didefinisikan sebagai empat unsur<br />

utama dan bentuk diturunkan dari unsur-unsur tersebut. Bentuk<br />

adalah internal pada seseorang (sebagai jasmani dengan maknanya)<br />

dan eksternal (sebagai dunia fisik). Nikāya tidak menjelaskan bentuk<br />

turunan (upādāya rūpaṃ), tetapi Abhidhamma menganalisanya ke dalam<br />

dua puluh empat jenis fenomena material sekunder yang termasuk<br />

substansi sensitif dari organ indria dan empat dari lima objek indria<br />

(objek sentuhan diidentifikasikan dengan tiga unsur utama – tanah,

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!