22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

6. Brahmasaṃyutta: Catatan Kaki (463)<br />

388. Untuk nirabbuda, baca n. 409. Spk mengatakan bahwa ini adalah<br />

lamanya umur kehidupan yang tersisa.<br />

389. Saya mengikuti Spk dalam menebak bahwa pernyataan “Aku<br />

adalah seorang yang memiliki penglihatan tanpa batas ….” adalah<br />

berasal dari Sang Buddha. Jika teks itu dibaca tanpa komentar,<br />

maka kata-kata itu berasal dari Baka. Akan tetapi, permohonan<br />

yang mengikuti, sepertinya menegaskan interpretasi Spk.<br />

Spk mengemas: Vatasīlavattan ti vuccati sīlam eva (“adalah hanya<br />

moralitas yang dirujuk sebagai ‘praktik sumpah dan moralitas’”).<br />

Spk-pṭ: Adalah sumpah (vatabhūtaṃ) karena dijalankan secara<br />

resmi, dan praktik moralitas (sīlavattaṃ) karena dipraktikkan<br />

dengan perilaku bermoral, tetapi kedua istilah ini sebenarnya<br />

merujuk pada satu hal; dengan demikian, komentar mengatakan,<br />

‘adalah hanya moralitas.’”<br />

390. Spk menceritakan kisah lengkap di balik tiap-tiap peristiwa yang<br />

dirujuk dalam vv. 575-77. Baca juga DPPN, 2:259-60. Akan tetapi,<br />

kesalahan Malalasekera, dalam menyebutkan bahwa semua peristiwa<br />

terjadi pada kehidupannya sebagai Kesava. Sepertinya<br />

Spk menduga bahwa v. 578 berasal dari kehidupan Kesava.<br />

391. Syair ini merujuk pada Kesava Jātaka (Ja No. 346; baca juga<br />

Dhp-a I 342-44). Dalam pāda a, baddhacara dikemas oleh Spk sebagai<br />

antevāsika; baca n. 268. Saya dan Be membaca kata kerja<br />

dalam pāda b sebagai amaññI (atau amañña dalam Ee2), bukan-<br />

nya amaññiṃ = “Aku pikir” dalam Se dan Ee1. Walaupun Spk<br />

menganggap bahwa baris itu berarti Kappa berpikir demikian<br />

mengenai gurunya, saya mengikuti Jātaka, yang mana sang guru<br />

Kesava menghormati muridnya Kappa sebagai cerdas dan berbudi,<br />

sementara Kesava sendiri nyaris dungu.<br />

392. Spk: Ia melakukan persiapan untuk kasiṇa-api, keluar dari jhāna<br />

dasar, dan bertekad: “Semoga api memancar dari tubuhku.” Dengan<br />

kekuatan tekadnya, api memancar dari seluruh tubuhnya.<br />

393. Saya menerjemahkan pāda cd sesuai dengan Spk: “Apakah<br />

engkau melihat cahaya, aura dari Sang Buddha, Sang Bhagavā,<br />

melampaui aura-aura lain dari tubuh brahmā, istana, dan hiasanhiasan<br />

di alam brahmā?”

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!