22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

11 Sakkasaṃyutta (349)<br />

melihat kedatangan Sakka dan berkata kepadanya: ‘Sembuhkan aku,<br />

Raja para deva.’— [239] ‘Ajari aku, Vepacitti, kegaiban Sambari.’ 663 —<br />

‘Aku tidak akan mengajarkannya, Baginda, hingga aku mendapat izin<br />

dari para asura.’”<br />

“Kemudian, Para bhikkhu, Vepacitti, raja para asura, bertanya<br />

kepada para asura: ‘Bolehkah aku mengajarkan Kegaiban Sambari<br />

kepada Sakka, Raja para deva?’ — ‘Jangan ajarkan Kegaiban Sambari<br />

kepadanya, Tuan.’” 664<br />

“Kemudian, Para bhikkhu, Vepacitti, raja para asura, berkata<br />

kepada Sakka, raja para deva, dalam syair: <br />

943. “’Seorang penyihir — O, Maghavā, Sakka,<br />

Raja para deva, Suami Sujā—<br />

Pergi ke neraka yang mengerikan,<br />

Bagaikan Sambara, selama seratus tahun.’” 665<br />

24 (4) Pelanggaran<br />

Di Sāvatthī. Pada saat itu, dua bhikkhu bertengkar dan satu bhikkhu<br />

telah melakukan pelanggaran terhadap yang lainnya. Kemudian<br />

bhikkhu pertama mengakui pelanggarannya kepada bhikkhu lainnya,<br />

namun bhikkhu ke dua tidak memaafkannya. 666<br />

Kemudian sejumlah bhikkhu mendekati Sang Bhagavā, memberi<br />

hormat kepada Beliau, duduk di satu sisi, dan melaporkan kepada<br />

Beliau apa yang telah terjadi. [Sang Bhagavā berkata:]<br />

“Para bhikkhu, ada dua jenis orang dungu: seorang yang tidak<br />

melihat suatu pelanggaran sebagai pelanggaran; dan seorang yang,<br />

ketika orang lain mengakui pelanggaran, tidak memaafkannya sesuai<br />

dengan Dhamma. Ini adalah dua jenis orang dungu.”<br />

“Ada, Para bhikkhu, dua jenis orang bijaksana: seorang yang melihat<br />

suatu pelanggaran sebagai pelanggaran; dan seorang yang, ketika<br />

orang lain mengakui pelanggaran, memaafkannya sesuai dengan<br />

Dhamma. Ini adalah dua jenis orang bijaksana.”<br />

“Suatu ketika di masa lampau, Para bhikkhu, Sakka, raja para deva,<br />

menasihati para deva Tāvatiṃsa di aula pertemuan Sudhamma, pada<br />

kesempatan itu, ia melantunkan syair ini: [240]

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!