22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

(414) 1. Buku dengan Syair (Sagāthāvagga)<br />

183.<br />

184.<br />

selalu membentang di hadapan kita sebagai wilayah objektif dari<br />

persepsi dan kondisi. Dengan demikian, seseorang tidak mungkin<br />

mencapai akhir dunia dengan melakukan perjalanan; karena<br />

ke mana pun seseorang pergi, ia pasti membawa enam landasan<br />

indria, yang perlu untuk mengungkapkan dunia hingga ke segala<br />

penjuru. Namun demikian, dengan membalik arah pencarian,<br />

adalah mungkin untuk mencapai akhir dunia. Karena jika dunia<br />

ini pada akhirnya berawal dari enam landasan indria, maka dengan<br />

mengakhiri enam landasan indria, adalah mungkin tiba di<br />

akhir dunia.<br />

Sekarang enam landasan indria itu adalah terkondisi, muncul<br />

dari serangkaian kondisi yang berakar pada ketidaktahuan dan<br />

keinginan seseorang (baca 12:44 = 35:107). Dengan demikian,<br />

dengan melenyapkan ketidaktahuan dan keinginan, maka kemunculan<br />

kembali enam landasan indria dapat dicegah, dan bersamaan<br />

dengan itu perwujudan dunia terhenti. Akhir dunia ini<br />

tidak dapat dicapai dengan melakukan perjalanan, namun dapat<br />

sampai di sana dengan melatih Jalan Mulia Berunsur Delapan.<br />

Pengembangan Sang Jalan yang sempurna menghasilkan lenyapnya<br />

ketidaktahuan dan keinginan, dan dengan lenyapnya itu,<br />

landasan yang mendasarinya juga lenyap bagi timbulnya enam<br />

indria yang baru, dan bersamaan dengan itu untuk kemunculan<br />

kembali dari dunia. Untuk komentar filosofis yang panjang atas<br />

Sutta ini oleh Ñāṇananda, baca SN-Anth 2:70-85.<br />

Spk: Sang Buddha menanyakan pertanyaan ini karena ia ingin<br />

memuji Bhikkhu Sāriputta. Ia memilih untuk berbicara dengan<br />

Ānanda karena kedua bhikkhu itu adalah sahabat akrab dan<br />

memiliki penghormatan mendalam atas moralitas satu sama<br />

lain, dan Beliau mengetahui bahwa Ānanda akan menjawab dengan<br />

cara yang benar.<br />

Kata-kata pujian ini diucapkan oleh Sang Buddha sendiri mengenai<br />

Sāriputta pada MN III 25,6-10. Spk menjelaskan: Bijaksana<br />

(paṇḍita) berarti seseorang yang memiliki empat jenis keterampilan<br />

(kosalla)—dalam unsur-unsur, dalam landasan-landasan<br />

indria, dalam sebab-akibat yang saling bergantungan, dan dalam<br />

apa yang mungkin dan apa yang tidak mungkin (MN III 62,4-6).

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!