22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

5. Bhikkhunīsaṃyutta: Catatan Kaki (455)<br />

359.<br />

360.<br />

361.<br />

kesengsaraan, karena kehidupan individu adalah landasan bagi<br />

penderitaan.<br />

Para filsuf pada masa Sang Buddha terbagi dalam kelompok<br />

yang mempertanyakan apakah penderitaan ditimbulkan oleh<br />

diri sendiri (attakata) atau oleh makhluk lain (parakata). Yang<br />

pertama adalah posisi eternalis, yang menganut adanya diri<br />

yang kekal yang berpindah dari kehidupan ke kehidupan memetik<br />

buah dari perbuatannya sendiri. Yang kedua adalah posisi<br />

nihilis, yang menganut bahwa makhluk musnah pada saat kematian<br />

dan tidak ada apa pun yang bertahan, karenanya, seseorang<br />

mengalami penderitaan dan kebahagiaan sepenuhnya karena<br />

kondisi eksternal. Baca debat yang tercatat pada 12:17,18,24,25.<br />

Satu kunci untuk menginterpretasikan jawaban Sela adalah AN<br />

I 223-24, di mana dikatakan bahwa kamma adalah ladang, kesadaran<br />

adalah benih, dan keinginan adalah kelembaban, untuk<br />

memproduksi kehidupan baru mendatang. Kemudian, penyebab<br />

(hetu), adalah kesadaran bentukan kamma yang disertai oleh kebodohan<br />

dan keinginan. Ketika ini memudar melalui pelenyapan<br />

kebodohan dan keinginan, maka tidak ada lagi produksi kelompok-kelompok<br />

unsur kehidupan, unsur-unsur, dan landasanlandasan<br />

indria dalam kehidupan berikutnya. Perumpamaan<br />

benih dan tanaman muncul pada 22:54, yang juga membantu<br />

dalam mencerahkan syair-syair ini.<br />

Spk tidak memberikan identifikasi personal, dan tidak ada syairsyair<br />

atas namanya muncul dalam Thi.<br />

Perumpamaan kereta dijelaskan dalam Mil 27-28, yang mengutip<br />

syair sebelumnya. Vism 593,18-19 (Ppn 18:28) juga mengutip<br />

kedua syair ini untuk mengonfirmasi bahwa “tidak ada makhluk<br />

di luar nama-dan-bentuk”. Vv. 553-54 dikutip pada Abhidh-k-bh<br />

pp. 465-66, diduga berasal dari Arahanta Bhikkhunī Sailā (=Sela);<br />

baca Enomoto, CSCS, p. 42.<br />

Dalam v. 555, penderitaan berarti ketidakpuasan yang melekat<br />

pada lima kelompok unsur (pañcakkhandhadukkha), yang identik<br />

dengan timbunan bentukan-bentukan (suddhasaṅkhārapuñja) dalam<br />

v. 553c. Baca juga 12:15 “Apa yang muncul hanyalah munculnya<br />

penderitaan; apa yang lenyap hanyalah lenyapnya penderitaan.”

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!