22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Pendahuluan (45)<br />

indria, dan keinginan indria telah banyak berkurang. Pengalaman yang<br />

umum di sini adalah yang bersifat meditatif daripada indriawi, karena<br />

alam ini adalah alam dari empat jhāna atau pencerapan meditatif.<br />

Termasuk di dalamnya “Alam-alam Murni” (suddhāvāsa), bidang<br />

kelahiran yang hanya dicapai oleh mereka yang-tidak-kembali.<br />

Di atas alam berbentuk ini terdapat bidang kehidupan yang lebih<br />

agung lagi yang disebut alam tanpa bentuk (arūpadhātu). Makhlukmakhluk<br />

di alam ini hanya terdiri dari batin, tanpa landasan materi,<br />

karena bentuk fisik sama sekali tidak ada. Keempat bidang yang<br />

membentuk alam ini, berturut-turut dari yang lebih halus, adalah<br />

alam dari empat pencapaian meditatif āruppa atau tanpa bentuk, yang<br />

disebut: landasan ruang tanpa batas, landasan kesadaran tanpa batas,<br />

landasan kekosongan, dan landasan bukan persepsi juga bukan bukanpersepsi.<br />

Sutta-sutta sering menyingkat penjelasan kosmologis ini menjadi<br />

suatu skema lima alam kelahiran yang lebih sederhana (pañcagati):<br />

Neraka, alam binatang, alam setan, alam manusia, dan alam deva.<br />

Yang terakhir termasuk banyak bidang alam deva di tiga alam. Tiga<br />

yang pertama disebut alam sengsara (apāya bhūmi), alam rendah<br />

(vinipāta), atau alam buruk (duggati); alam manusia dan alam para<br />

deva secara kolektif disebut alam baik (sugati). Kelahiran kembali di<br />

alam sengsara adalah buah dari kamma buruk, kelahiran kembali di<br />

alam yang baik adalah buah dari kamma baik. Di atas semua alam dan<br />

bidang kehidupan adalah yang tidak terkondisi, Nibbāna, tujuan akhir<br />

dari Ajaran Sang Buddha.<br />

1. Devatāsaṃyutta<br />

Devatā adalah kata benda abstrak dari deva, tetapi dalam Nikāya kata ini<br />

digunakan dalam arti yang bervariasi untuk menunjukkan khususnya<br />

makhluk-makhluk surgawi, seperti halnya kata “deity” dalam Bahasa<br />

Inggris, adalah kata benda abstrak yang berarti bersifat ketuhanan,<br />

biasanya digunakan untuk menunjukkan Dewa tertinggi dari ajaran<br />

Theistik atau dewa individu atau para dewa dalam keyakinan politheis.<br />

Walaupun kata ini bersifat perempuan, jenis kelamin berasal dari<br />

akhiran abstrak –ta dan tidak harus berarti perempuan. Naskah-

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!