22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

6. Brahmasaṃyutta: Catatan Kaki (469)<br />

420. Peristiwa ini dirujuk di tempat lain oleh Ānanda, dan sebagai<br />

jawaban, Sang Buddha menggambarkan struktur alam semesta<br />

(AN I 227-28). Di sana Sang Buddha mengakui bahwa Ia sendiri<br />

mampu membuat suara-Nya terdengar hingga tiga ribu kali seribu<br />

alam semesta.<br />

Spk: Sang Bhikkhu pertama-tama bertanya kepada dirinya<br />

sendiri, Dhamma apakah yang disukai dan menyenangkan bagi<br />

setiap orang, dan kemudian ia menyadari bahwa semua deva<br />

dan manusia memuji usaha. Demikianlah ia mengajarkan khotbah<br />

yang berhubungan dengan usaha (viriya-paṭisaṃyutta). Kedua<br />

syair berasal dari Abhibhūta Thera pada Th 256-57; mungkin<br />

kemiripan nama diakibatkan oleh kerusakan dalam pengiriman<br />

naskah. Baca terjemahan Horner atas Mil, Milinda’s Question, 2:51,<br />

n. 5, untuk asal-usul dari syair pertama dalam literatur Buddhis<br />

Pāli dan Skt.<br />

421. Sutta ini bersesuaian dengan sebagian dari Mahāparinibbāna<br />

Sutta yang menyajikan proses sesungguhnya ketika Sang Buddha<br />

meninggal dunia (DN II 156, 1 – 157,19). Terlihat beberapa<br />

perbedaan antara keduanya. Penghilangan bagian pencapaian<br />

lenyapnya persepsi dan perasaan, tercatat oleh C.Rh.D, sepertinya<br />

khusus untuk Ee1; kalimat ini terdapat pada Be, Se, dan Ee2<br />

serta pada daftar kata dalam Spk. Akan tetapi, seluruh empat<br />

edisi, menghilangkan penegasan Ānanda bahwa Sang Bhagavā<br />

(selagi diam dalam lenyapnya) telah mencapai Parinibbāna dan<br />

koreksi oleh Anuruddha. Versi SN juga menghilangkan bagian<br />

gempa bumi dan halilintar, yang disebutkan pada DN II 156, 35-<br />

37.<br />

422. Spk: Di sini ada dua jenis “segera setelah” ( samanantara): segera<br />

setelah jhāna dan segera setelah peninjauan. Dalam kasus pertama,<br />

seseorang keluar dari jhāna keempat, turun ke bhavaṅga,<br />

dan mencapai Parinibbāna. Dalam kasus kedua, seseorang keluar<br />

dari jhāna keempat, kembali meninjau faktor-faktor jhāna,<br />

kemudian turun ke bhavaṅga, dan mencapai Parinibbāna. Dalam<br />

kasus Sang Bhagavā, parinibbāna terjadi dalam cara kedua.<br />

Tetapi makhluk-makhluk apa pun juga, dari Para Buddha hingga<br />

semut dan rayap, meninggal dunia dengan kesadaran bhavaṅga

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!