22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

2. Kosalasaṃyutta (165)<br />

Raja Ajātasattu dari Magadha dan Raja Pasenadi dari Kosala bertempur<br />

dalam sebuah peperangan. Dalam peperangan itu, Raja Ajātasattu<br />

mengalahkan Raja Pasenadi, dan Raja Pasenadi, terkalahkan, mundur<br />

ke ibukotanya sendiri di Sāvatthī.<br />

Kemudian, di pagi harinya, sejumlah bhikkhu merapikan jubah,<br />

dan membawa mangkuk dan jubah mereka, memasuki Sāvatthī<br />

untuk menerima dana makanan. Ketika mereka telah berjalan untuk<br />

menerima dana makanan dan telah kembali dari menerima dana<br />

makanan, setelah makan, mereka mendekati Sang Bhagavā, memberi<br />

hormat kepada Beliau, duduk di satu sisi, dan melaporkan apa yang<br />

telah terjadi. [Sang Bhagavā berkata:]<br />

“Para bhikkhu, Raja Ajātasattu dari Magadha memiliki temanteman<br />

jahat, pendamping-pendamping jahat, sahabat-sahabat jahat.<br />

Raja Pasenadi dari Kosala memiliki teman-teman baik, pendampingpendamping<br />

baik, sahabat-sahabat baik. Namun pada hari ini, Para<br />

bhikkhu, Raja Pasenadi setelah dikalahkan; akan tidur dengan buruk<br />

malam ini. 234<br />

404. “Kemenangan menimbulkan permusuhan,<br />

Yang kalah tidur dengan buruk,<br />

Yang damai tidur dengan nyaman,<br />

Setelah meninggalkan kemenangan dan kekalahan.” 235<br />

<br />

15 (5) Perang (2)<br />

[84] (Pembukaan seperti pada §14:)<br />

Dalam perang itu, Raja Pasenadi mengalahkan Raja Ajātasattu dan<br />

menangkapnya hidup-hidup. Kemudian Raja Pasenadi berpikir:<br />

“Walaupun Raja Ajātasattu dari Magadha telah melawanku sementara<br />

aku tidak melawannya, namun ia tetap keponakanku. Biarlah aku<br />

merampas semua pasukan gajahnya, semua pasukan berkudanya,<br />

semua pasukan keretanya, dan semua prajurit infantrinya, dan<br />

membiarkannya pergi tanpa memiliki apa pun kecuali hidupnya.”<br />

Kemudian Raja Pasenadi merampas semua pasukan gajah Raja<br />

Ajātasattu, semua pasukan berkudanya, semua pasukan keretanya, dan<br />

semua prajurit infantrinya, dan membiarkannya pergi tanpa memiliki<br />

apa pun kecuali hidupnya.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!