22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

(38) Saṃyutta Nikāya<br />

pada terjemahan saya sebelumnya. Akan tetapi, bhava, bukanlah<br />

“penjelmaan” dalam makna pengelompokan fenomena yang paling<br />

umum, yang berhubungan dengan segala sesuatu dari piring di<br />

dapur hingga angka-angka dalam persamaan matematis. Penjelmaan<br />

dalam makna yang belakangan ini dicakup oleh kata kerja atthi dan<br />

kata benda abstrak atthitā. Bhava adalah penjelmaan makhluk nyata<br />

dalam satu dari ketiga alam kehidupan dalam kosmologi Buddhis,<br />

suatu kehidupan yang dimulai dari konsepsi hingga berakhir pada<br />

kematian. Dalam formula sebab-akibat yang saling bergantungan<br />

dipahami dalam makna (i) sisi kehidupan yang aktif yang menghasilkan<br />

kelahiran kembali menjadi kehidupan makhluk tertentu, dengan kata<br />

lain kamma yang menghasilkan kelahiran-kembali; dan (ii) modus<br />

penjelmaan makhluk yang dihasilkan dari aktivitas demikian.<br />

Sakkaya adalah kata untuk menunjuk kelima kelompok unsur<br />

kehidupan secara kolektif (III 159,10-13). Kata ini diturunkan dari sat +<br />

kāya, dan secara literal berarti “jasmani yang ada,” gabungan fenomena<br />

hidup yang berfungsi sebagai landasan objektif bagi kemelekatan.<br />

Banyak penerjemah menerjemahkannya sebagai “kepribadian,” praktik<br />

yang saya ikuti dalam MLDB (berpisah dengan Yang Mulia Ñāṇamoli,<br />

yang menerjemahkannya, terlalu harafiah menurut pandangan saya,<br />

sebagai “perwujudan”). Tetapi karena, di bawah pengaruh psikologi<br />

modern, kata “kepribadian” menjadi memiliki konotasi yang cukup<br />

asing bagi apa yang dimaksudkan oleh sakkāya, maka sekarang saya<br />

menerjemahkannya sebagai “identitas” (yang disarankan oleh Yang<br />

Mulia Bhikkhu Thanissaro). Sakkāya-diṭṭhi dengan demikian berarti<br />

“pandangan identitas,” pandangan akan diri yang ada di balik atau di<br />

antara kelima kelompok unsur kehidupan.<br />

Nibbidā, dalam MLDB, diterjemahkan sebagai “kekecewaan.” Akan<br />

tetapi, kata ini atau kata kerabatnya kadang-kadang digunakan<br />

dalam cara yang menyiratkan sesuatu yang lebih kuat dari apa yang<br />

dimaksudkan. Karenanya sekarang saya menerjemahkan kata benda<br />

itu sebagai “kejijikan” dan kata kerja yang bersesuaian nibbindati<br />

sebagai “mengalami kejijikan.” Apa yang dimaksudkan oleh kata ini<br />

bukanlah reaksi kejijikan emosional, yang disertai oleh ketakutan dan<br />

keengganan, melainkan suatu ketenangan dalam batin yang beralih<br />

dari segala eksistensi terkondisi seperti yang terdapat dalam kelima

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!