22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

(500) 1. Buku dengan Syair (Sagàthàvagga)<br />

531.<br />

niyāmagatā c’ eva niyāmadasā ca; “yang telah mencapai jalan pasti<br />

dan melihat jalan pasti”. Spk-pṭ: “Para bhikkhu dan bhikkhunī<br />

yang adalah para siswa mulia Sang Buddha telah ‘mencapai jalan<br />

pasti’ dengan berdiam dalam buah dan telah ‘melihat jalan pasti’<br />

dengan berdiam dalam sang jalan.” Niyāma di sini tidak diragukan<br />

mewakili sammattaniyāma, “jalan pasti kebenaran”, yaitu<br />

jalan lokuttara; baca 25:1-10 dan III, n. 268.<br />

Spk: Walaupun telinga-dewa tidak disebutkan, ini juga termasuk.<br />

Demikianlah ia adalah seorang siswa besar yang telah mencapai<br />

enam abhiññā.<br />

9. Vanasaṃyutta<br />

532. Dalam pāda c, karena vinayassu adalah bunyi tengah, imperatif<br />

orang ke dua, jano, walaupun nominatif, dapat berfungsi sebagai<br />

vokatif yang diperpanjang untuk menyesuaikan dengan irama.<br />

Spk sepertinya mendukung ini dengan kemasannya: tvaṃ jano<br />

aññasmiṃ jane chandarāgaṃ vinayasso; “engkau, lenyapkanlah keinginan<br />

dan nafsu terhadap orang lain”. Sentimen syair ini diulangi<br />

pada Th 149-50.<br />

533. Saya dan Ee1 membaca pāda ab: Aratiṃ pajahāsi so sato/Bhavāsi<br />

sataṃ taṃ sārayāmase. Norman memahami irama ini sebagai bentuk<br />

Vaitāliya tidak teratur (komunikasi pribadi). Be menuliskan<br />

yang sama, tetapi tanpa so dalam pāda a. So ini mungkin bentuk<br />

demonstratif orang ke tiga yang digunakan dengan kata kerja<br />

orang ke dua, sebuah konstruksi yang telah ditemukan pada<br />

v. 647c; baca n. 454. VĀT lebih menyukai tulisan yang terdapat<br />

di antara SS, Aratiṃ pajahāsi sato bhavāsi/Bhavataṃ sataṃ taṃ<br />

sārayāmase, tetapi karena Spk dan Spk-pṭ tidak mengomentari<br />

mengenai bhavataṃ, sepertinya kata ini tidak terdapat dalam<br />

teks yang dimiliki oleh para komentator; Ee2 membaca seperti di<br />

atas, tetapi dengan menghilangkan bhavataṃ. Kata kerja paahāsi<br />

dan bhavāsi, yang dikemas oleh Spk dengan bentuk imperatif<br />

pajaha dan bhava, sesuai dengan kriteria kata subjungtif, jarang<br />

dan sudah tidak dipakai lagi dalam Pāli (baca Geiger, Pāli Grammar,<br />

§123). Se membaca kata kerja terakhir sebagai sādayāmase,<br />

tetapi sārayāmase dalam edisi lain memberikan makna yang leb-

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!