22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

(404) 1. Buku dengan Syair (Sagāthāvagga)<br />

menginterpretasikan ini dengan makna bahwa seseorang harus<br />

melatih dirinya dalam empat ucapan benar (baca di bawah<br />

8:5; juga MN I 288,1-22), (dan dalam percakapan) sehubungan<br />

dengan Empat Kebenaran Mulia, sepuluh topik diskusi yang bermanfaat<br />

(baca MN III 113,25-31), dan tiga puluh tujuh bantuan<br />

untuk mencapai Penerangan Sempurna. Bagi saya, sepertinya<br />

lebih mungkin intinya adalah bahwa seseorang harus berlatih<br />

sesuai dengan nasihat yang baik.<br />

Spk memberikan dua interpretasi samaṇupāsana dalam pāda b:<br />

(i) bahwa yang harus diperhatikan oleh seorang petapa, yaitu<br />

satu dari tiga puluh delapan subjek meditasi (baca n. 133); dan<br />

(ii) melayani seorang petapa, yaitu melayani para bhikkhu terpelajar<br />

untuk meningkatkan kebijaksanaannya. Yang pertama<br />

lebih masuk akal. Penenangan pikiran (cittūpasama) adalah latihan<br />

melalui delapan pencapaian meditatif (aṭṭhasamāpatti).<br />

145. Dalam pāda b, saya membaca ce dengan Be, Se, dan Ee2, bukannya<br />

ca dalam Ee1. Saya menafsirkan sintaksis berputar dari syair<br />

ini sesuai dengan Spk. Spk menjelaskan bahwa ia harus terbebaskan<br />

dalam pikiran (vimuttacitto) melalui pembebasan (sementara)<br />

dengan mencurahkan segenap usahanya pada subjek meditasi<br />

[Spk-pṭ: pembebasan melalui pandangan terang dan jhāna, yang<br />

merupakan pembebasan jenis sementara, karena pada tahap ini,<br />

ia masih belum mencapai Kearahatan, pembebasan batin sepenuhnya].<br />

Pencapaian hati (hadayassānupatti) adalah Kearahatan,<br />

yang juga adalah manfaat (ānisaṃsa) yang padanya ia harus mengarah.<br />

146. Spk: Māgha adalah nama Sakka—yang menanyakan pertanyaan<br />

yang sama di bawah dan memperoleh jawaban yang sama—nama<br />

yang dikenal pada kehidupannya sebagai manusia. Ia disebut<br />

Vatrabhū karena ia menjadi penguasa di antara para deva dengan<br />

cara mengatasi yang lainnya dengan perilakunya (vattena<br />

aññe abhibhavati), atau karena ia menaklukkan asura bernama<br />

Vatra, nama-nama ini tidak disebutkan di antara nama-nama<br />

Sakka pada 11:12.<br />

147. Dengan “brahmana”, ia merujuk pada Arahanta. Spk: Deva muda

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!