22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

1. Devatāputasaṃyutta: Catatan Kaki (407)<br />

sendiri biasanya berarti bulan. Jelas penangkapannya oleh Rāhu<br />

mewakili peristiwa gerhana bulan.<br />

157. Walaupun Rāhu dan Vepacitti dijelaskan sebagai “raja para<br />

asura” (asurinda), sepertinya Vepacitti adalah atasan, dan Rāhu<br />

adalah bawahannya. Vepacitti adalah musuh abadi Sakka, raja<br />

para deva, seperti terlihat pada 11:4, 11:5, 11:23, dan 35:248.<br />

158. Suriya (biasanya berarti matahari) adalah deva yang menetap<br />

di istana di matahari. Di sini, peristiwa gerhana matahari<br />

digambarkan. Spk, setelah mengesankan kita dengan ukuran<br />

fisik Rāhu, memberikan pandangan menarik tentang pandangan<br />

Buddhis kuno mengenai gerhana: Ketika Rāhu melihat matahari<br />

dan bulan bersinar terang, ia menjadi iri dan memasuki<br />

orbit mereka, di mana ia berdiri dengan mulut terbuka lebar.<br />

Kemudian terlihat seolah-olah istana bulan dan matahari masuk<br />

ke dalam neraka, dan para deva di dalam istana itu semuanya<br />

berteriak ketakutan. Walaupun Rāhu dapat menutup istana itu<br />

dengan tangannya, rahangnya, dan lidahnya, dan bahkan dapat<br />

menutup dengan pipinya, namun ia tidak mampu menghalangi<br />

gerakannya. Jika ia mencobanya, maka istana itu akan membelah<br />

kepalanya dan bergerak menembus kepalanya atau menariknya<br />

dan mendorongnya [Spk-pṭ: karena gerakan mereka ditentukan<br />

oleh hukum kamma dan sangatlah sulit bagi siapa pun untuk<br />

menghentikannya secara langsung].<br />

159. Pajaṃ mama. Spk: Disebutkan bahwa pada hari Sang Buddha<br />

membabarkan Mahāsamaya Sutta (DN No. 20), dua deva muda<br />

Candimā dan Suriya mencapai Buah Memasuki-Arus. Karena itu,<br />

Sang Buddha mengatakan “AnakKu,” yang berarti “Ia adalah<br />

anak (spiritual)Ku”. Dugaan C.Rh.D (dalam KS 1:72, n. 2) bahwa<br />

Sang Buddha menyebut demikian adalah sehubungan dengan<br />

(legenda) diri-Nya yang adalah keturunan matahari sepertinya<br />

tidak mungkin.<br />

160. Spk mengemas kacche va pada pāda b dengan kacche viya, “seperti<br />

ketiak” [Spk-pṭ: dalam arti suatu tempat yang terkurung].<br />

Spk: Kaccha (digunakan secara metafora) berarti jalan setapak<br />

sempit di gunung atau penyempitan di sungai (nadikaccha).

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!