22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

(8) Saṃyutta Nikāya<br />

unsur (14); pada bagian III, pandangan-pandangan filosofis (24); dan<br />

pada bagian IV, perasaan (36). Saṃyutta-saṃyutta lain dalam masingmasing<br />

koleksi ini umumnya lebih singkat dan memiliki tema yang lebih<br />

ringan, walaupun di dalamnya kita juga dapat menemukan teks-teks<br />

yang sangat mendalam dan berkekuatan besar. Bagian V membahas<br />

topik-topik yang sangat penting, yaitu, berbagai faktor latihan yang,<br />

pada masa pasca-kanonikal, disebut dengan tiga-puluh-tujuh bantuan<br />

menuju pencerahan (sattatiṃsa bodhipakkhiyā dhammā). <strong>Vagga</strong> ini<br />

ditutup dengan sebuah saṃyutta tentang intuisi asli yang padanya<br />

keseluruhan Dhamma berputar, yaitu Empat Kebenaran Mulia. Oleh<br />

karena itu buku ini disebut Mahāvagga, Buku besar, walaupun pada<br />

satu titik buku ini juga disebut Maggavagga, Buku tentang Jalan (dan<br />

sesungguhnya versi Sanskrit yang diterjemahkan ke dalam Bahasa<br />

Cina dinamai demikian).<br />

Organisasi SN, dari Bagian II hingga V, terlihat bersesuaian secara<br />

kasar dengan pola Empat Kebenaran Mulia. Nidānavagga, yang menitikberatkan<br />

pada sebab-akibat yang saling bergantungan, menampilkan<br />

penyebab awal penderitaan, dan dengan demikian merupakan<br />

sebuah penjelasan dari kebenaran mulia ke dua. Khandhavagga<br />

dan Saḷāyatanavagga menggaris-bawahi kebenaran mulia pertama,<br />

kebenaran penderitaan; karena dalam makna terdalam kebenaran<br />

ini mencakup seluruh elemen kehidupan yang terbentuk oleh kelima<br />

kelompok unsur kehidupan dan enam landasan indria internal dan<br />

eksternal (baca 56:13, 14). Asaṅkhatasaṃyutta (43), yang muncul<br />

menjelang akhir dari Saḷāyatanavagga, membahas mengenai yang<br />

tidak terkondisi, sebuah istilah bagi kebenaran mulia ke tiga, Nibbāna,<br />

lenyapnya penderitaan. Terakhir, Mahāvagga, membahas tentang<br />

jalan praktik, memperkenalkan jalan menuju lenyapnya penderitaan,<br />

yang menjelaskan kebenaran mulia ke empat. Jika kita mengikuti<br />

terjemahan Bahasa Mandarin dari Skt Saṃyuktāgama, keselarasan ini<br />

terlihat lebih jelas, karena pada versi ini Khandhavagga ditempatkan<br />

pada posisi pertama dan Saḷāyatanavagga pada urutan ke dua, diikuti<br />

dengan Nidānavagga, dengan demikian menyelaraskan kebenaran<br />

mulia pertama dan ke dua pada urutan yang semestinya. Tetapi versi<br />

ini menempatkan Asaṅkhatasaṃyutta di akhir Mahāvagga, mungkin<br />

untuk menunjukkan pencapaian yang tidak terkondisi sebagai buah<br />

pemenuhan praktik.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!