22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

(216) 1. Buku dengan Syair (Sagāthāvagga)<br />

Kemudian Bhikkhunī Somā, setelah memahami, “Ini adalah Māra si<br />

Jahat,” menjawab dalam syair-syair berikut: <br />

523. “Apakah persoalannya bagi keperempuanan<br />

Ketika pikiran terkonsentrasi dengan baik,<br />

Ketika pengetahuan mengalir terus-menerus<br />

Ketika seseorang melihat Dhamma dengan benar. 337<br />

524. “Seorang yang berpikir,<br />

‘Aku adalah seorang perempuan’ atau ‘aku adalah seorang<br />

laki-laki’<br />

Atau ‘Aku adalah bukan siapa-siapa’—<br />

Adalah layak bagi Māra untuk berbicara dengannya.” 338<br />

Kemudian Māra si Jahat, menyadari, “Bhikkhunī Somā mengenaliku,”<br />

sedih dan kecewa, lenyap dari sana.<br />

3. Gotamī<br />

Di Sāvatthī. Kemudian, pada pagi harinya, Bhikkhunī Kisāgotamī<br />

merapikan jubah, dan membawa mangkuk dan jubahnya, memasuki<br />

Sāvatthī untuk menerima dana makanan. 339 Ketika ia telah pergi<br />

menerima dana makanan di Sāvatthī dan telah kembali lagi, [130]<br />

setelah makan, ia pergi ke Hutan Orang-orang Buta untuk melewatkan<br />

siang itu. Setelah memasuki Hutan Orang-orang Buta, ia duduk di<br />

bawah sebatang pohon untuk melewatkan siang. <br />

Kemudian Māra si Jahat, ingin menakuti, menimbulkan keraguan,<br />

dan meneror Bhikkhunī Kisāgotamī, ingin membuatnya jatuh dari<br />

konsentrasi, mendekatinya dan berkata kepadanya dalam syair:<br />

525. “Mengapa sekarang, ketika putramu telah meninggal dunia,<br />

Engkau duduk sendirian dengan wajah basah oleh air mata?<br />

Setelah memasuki hutan sendirian,<br />

Apakah engkau mencari seorang laki-laki?”<br />

Kemudian Bhikkhunī Kisāgotamī berpikir: “Siapakah yang<br />

melantunkan syair itu—seorang manusia ataukah bukan manusia?”

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!