22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

1. Devatāsaṃyutta: Catatan Kaki (399)<br />

memberikan kata kerja terbatas yang ditekan dan menginterpretasikan<br />

upādāya dalam makna yang diperluas “bergantung<br />

pada” sebagai berikut: “tāni yeva ca upādāya āgamma paṭicca pavattati;<br />

“muncul bergantung pada, menjadi bagian dari, mengandalkan<br />

semua itu”. Pj II 210, 27-28, mengomentari Sn 168,<br />

mengambil pendekatan yang sama, walaupun dengan kata kerja<br />

terbatas yang berbeda.<br />

Akan tetapi, Hemavata Sutta sendiri, mengusulkan bahwa<br />

upādāya harus dipahami dalam makna literal “kemelekatan<br />

pada”. Karena setelah jawaban Sang Buddha pada Sn 169 dengan<br />

jawaban yang identik dengan yang terdapat dalam Sutta<br />

ini, pada Sn 170, yakkha itu bertanya: Katamaṃ taṃ upādānaṃ<br />

yattha loko vihaati?, “Apakah kemelekatan yang mana dunia ini<br />

terganggu?”—sebuah pertanyaan yang pasti merujuk kembali<br />

kepada upādāya yang sama.<br />

Spk: “Enam” dalam pertanyaan itu harus dipahami melalui<br />

enam landasan internal, tetapi juga dapat diinterpretasikan<br />

melalui enam landasan internal dan eksternal. Karena dunia<br />

ini muncul dalam enam landasan internal, membentuk keintiman<br />

dengan enam landasan eksternal, dan dengan melekat pada (atau<br />

bergantung pada) enam landasan internal, terganggu dalam<br />

enam landasan internal.<br />

Syair ini memberikan solusi pada persoalan yang diajukan di<br />

bawah pada 2:26, mengenai bagaimana dunia ini ada dan muncul<br />

dalam jasmani ini yang memiliki persepsi dan pikiran. Mengenai<br />

asal-mula dunia dalam enam landasan internal, baca 12:44 (=<br />

35:107). Norman mendiskusikan syair-syair ini dari sudut ilmu<br />

bahasa pada GD, pp. 181-82, n atas 168.<br />

127. Se, Ee2 jhatvā tentu saja tulisan yang benar, chetvā dalam Be<br />

dan Ee1 suatu normalisasi. Kemasan dalam Spk, vadhitvā, mendukung<br />

jhatvā, dan G-Dhp 288-89 memiliki jatva, pendamping<br />

Gāndhāri Prakrit. Baca Brough, Gāndhāri Dharmapada, pp. 164,<br />

265-66. jhatvā juga ditemukan dalam SS tulisan v. 94b.<br />

128. Spk: Kemarahan memiliki akar beracun (visamūla) karena berakibat<br />

dalam penderitaan. Memiliki pucuk bermadu (madhuragga)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!