22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

(446) 1. Buku dengan Syair (Sagāthāvagga)<br />

(usaha) Sang Buddha sebelum Penerangan Sempurna dan tahun<br />

pertama sesudahnya. Akan tetapi, sutta berikutnya, yang jelas<br />

mengikuti dalam urutan persis setelahnya, adalah godaan oleh<br />

putri-putri Māra, yang sumber-sumber lain dengan jelas menyebutkan<br />

terjadi segera setelah pencapaian Penerangan Sempurna<br />

(baca n. 322), sutta ini sepertinya mengonfirmasi hal ini dengan<br />

menempatkan dialog dengan Māra terjadi di bawah pohon Banyan<br />

Penggembala, di sekitar Pohon Bodhi. Komentar biasanya<br />

menempatkan peristiwa Sang Buddha berdiam di bawah Pohon<br />

Bodhi pada minggu kelima setelah Penerangan Sempurna (baca<br />

Ja I 78,9-11).<br />

Mencari peluang untuk menguasai-Nya (otārāpekkho). Spk: Ia<br />

berpikir: “Jika aku menemukan apa pun yang tidak layak<br />

(ananucchavikaṃ) dalam perilaku Petapa Gotama melalui pintu<br />

jasmani, dan seterusnya, aku akan mencela-Nya.” Tetapi ia tidak<br />

dapat menemukan bahkan sebutir debu (dari perilaku salah)<br />

yang harus dibersihkan. Mengenai otāra (= vivara, Spk) baca<br />

35:240 (IV 178,13-16,33), 35:243 (IV 185,11-15;186,27-30), 47:6 (V<br />

147,17-18, 27-28), 47:7 (V 149,7,16).<br />

317. Spk: Bhavalobhajappan ti bhavalobhasaṅkhātaṃ taṇhaṃ; “Si serakah<br />

yang menginginkan kehidupan adalah keinginan yang terdapat<br />

dalam keserakahan terhadap kehidupan.”<br />

318. Saya bersama dengan Be, Se, dan Ee2 membaca pāda d: yaṃ<br />

saccaṃ taṃ nirūpadhiṃ (Ee1: yaṃ sabbantaṃ nirūpadhiṃ). Nibbāna,<br />

kebenaran tertinggi (paramasacca), sering digambarkan sebagai<br />

sabbupadhipaṭinissagga, “Pelepasan segala perolehan”, dan di sini<br />

sebagai nirūpadhi. Baca n. 21.<br />

319. Perumpamaan yang sama muncul dalam konteks yang sangat<br />

berbeda dalam MN I 234,7-18.<br />

320. Nibbejanīyā gāthā. Spk mengemas nibbejanīyā sebagai ukkaṇṭhanīyā<br />

(ketidakpuasan) tetapi tidak menjelaskan penurunannya. Mungkin<br />

kata ini berhubungan dengan nibbidā, walaupun digunakan<br />

dalam makna lain; baca MW, s.v. nirvid.<br />

321. Kalimat ini, sehubungan dengan “tidak mampu berkata-kata”;<br />

adalah penggambaran atas pihak yang kalah; juga pada MN I

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!