22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

6. Brahmasaṃyutta (247)<br />

atas tubuhnya terlihat dan bagian bawah tidak terlihat. 419 Selanjutnya,<br />

Para bhikkhu, Brahmā dan pengikut Brahmā dan kelompok Brahmā<br />

terperangah dengan kagum dan terkesima, mengatakan, ‘Sungguh<br />

indah, Tuan! Sungguh menakjubkan, Tuan! Bagaimana mungkin<br />

seorang petapa seperti dia memiliki kekuatan dan kekuasaan begitu<br />

besar!’<br />

“Kemudian, Para bhikkhu, Bhikkhu Abhibhū berkata kepada Sang<br />

Buddha Sikhī, Sang Arahanta, Tercerahkan Sempurna: ‘Aku ingat, Yang<br />

Mulia, setelah membuat pernyataan ini di tengah-tengah bhikkhu<br />

Saṅgha, “Teman-teman, selagi berdiri di alam brahmā, aku<br />

dapat membuat suaraku terdengar di seluruh seribu alam semesta.”’—<br />

‘Sekaranglah waktunya untuk melakukan hal itu, Brahmana!<br />

Sekaranglah waktunya untuk melakukan hal itu, Brahmana! Selagi<br />

berdiri di alam brahmā, engkau dapat membuat suaramu terdengar di<br />

seluruh seribu alam semesta.’—‘Baik, Yang Mulia,’ Bhikkhu Abhibhū<br />

menjawab. Kemudian sambil berdiri di alam Brahmā, ia melantunkan<br />

syair-syair ini: 420<br />

604. “’Bangkitkan usahamu, berjuanglah!<br />

Kerahkan dirimu dalam Ajaran Sang Buddha.<br />

Usirlah bala tentara Kematian<br />

Seperti seekor gajah melakukannya pada gubuk terbuat<br />

dari buluh. [157]<br />

605. “’Seseorang yang berdiam dengan tekun<br />

Dalam Dhamma dan Disiplin ini,<br />

Setelah meninggalkan Pengembaraan dalam kelahiran,<br />

Akan mengakhiri penderitaan.’<br />

“Kemudian, Para bhikkhu, setelah membangkitkan semangat<br />

religius dalam diri Brahmā, dalam diri pengikut Brahmā, dan dalam<br />

diri kelompok Brahmā, secepat seorang kuat merentangkan tangannya<br />

yang tertekuk atau menekuk tangannya yang terentang, demikianlah<br />

Sang Buddha Sikhī, Sang Arahanta, Tercerahkan Sempurna, dan<br />

Bhikkhu Abhibhū lenyap dari alam brahmā itu dan muncul kembali<br />

di ibu kota Aruṇavatī. Kemudian Sang Buddha Sikhī berkata<br />

kepada para bhikkhu: ‘Para bhikkhu, apakah kalian mendengar syair-

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!