22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

1. Devatāsaṃyutta: Catatan Kaki (361)<br />

Dalam jawaban-Nya, Sang Buddha membalikkan ungkapan<br />

devatā tersebut “seseorang yang tanpa perolehan” (nirupadhi)<br />

sebagai intinya dengan menggunakan istilah yang menandakan<br />

Arahanta, yang bebas dari empat jenis upadhi dan dengan demikian<br />

terbebas sepenuhnya dari penderitaan. Pasangan syair<br />

ini muncul kembali di bawah 4:8, dengan Māra sebagai lawan<br />

bicara.<br />

22. Spk: Tidak ada kasih sayang yang menyamai kasih sayang pada diri<br />

sendiri karena orang-orang bahkan jika mereka meninggalkan<br />

orang tua mereka dan mengabaikan anak-anak mereka, namun<br />

mereka masih memperhatikan diri mereka sendiri (baca v. 392).<br />

Tidak ada kekayaan yang menyamai padi karena orang-orang ketika<br />

kelaparan, akan menyerahkan emas, perak, dan harta lainnya<br />

untuk mendapatkan beras. Tidak ada cahaya yang menyamai<br />

kebijaksanaan karena kebijaksanaan dapat menerangi sepuluh<br />

ribu alam semesta dan melenyapkan kegelapan yang menyelubungi<br />

tiga periode waktu, yang bahkan matahari tidak mampu<br />

melakukannya (baca AN II 139-40). Di antara air, hujan adalah<br />

yang tertinggi karena jika hujan dihentikan, bahkan samudra luas<br />

akan mengering, tetapi ketika hujan turun terus-menerus, dunia<br />

ini akan menjadi genangan air bahkan hingga ke alam deva<br />

Ābhassara.<br />

23. Mulai dari sini, jika teks tidak menyebutkan identitas pembicara,<br />

ini menyiratkan bahwa syair pertama diucapkan oleh devatā dan<br />

jawabannya oleh Sang Buddha.<br />

24. Dalam pāda b, Be dan Se membaca sannisīvesu, sebuah kata yang<br />

tidak ditemukan di mana pun, sedangkan Ee1 & 2, mengikuti SS,<br />

membaca sannisinnesu, yang mungkin merupakan “koreksi” dari<br />

tulisan aslinya; teks yang digunakan oleh subkomentator jelas<br />

dibaca sannisīvesu. Spk mengemasnya: yathā phāsukaṭṭhānaṃ<br />

upagantvā sannisīvesu vissamānesu. [Spk-pṭ: parissamavinodanatthaṃ<br />

sabbaso sannisīdantesu; d-kārassa hi v-kāraṃ katvā niddeso.] Inti<br />

dari penjelasan ini adalah bahwa di siang hari burung-burung<br />

[dan hewan lainnya], kelelahan karena panas, dengan tenang<br />

beristirahat untuk melenyapkan keletihan.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!