22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

4. Mārasaṃyutta: Catatan Kaki (445)<br />

orang jīvitasamasīsī, seorang yang mencapai kehancuran kekotoran<br />

dan akhir hidup secara bersamaan. (Jenis lain dari samasīsī<br />

sembuh dari penyakit berat pada saat yang sama dengan pencapaian<br />

Kearahatan.)<br />

313. Spk: Vivattakkhandhan ti parivattakkhandaṃ; “dengan bahunya<br />

terbalik” berarti dengan bahu terpelintir. Ia berbaring di punggungnya<br />

ketika ia memegang pisau, tetapi karena ia terbiasa<br />

berbaring di sisi kanan, ia menghadapkan kepalanya ke arah kanan<br />

dan tetap demikian.<br />

314. Appatiṭṭhena ca bhikkhave viññāṇena Godhiko kulaputto parinibutto.<br />

Spk: Māra sedang mencari kesadaran-kelahiran-kembalinya<br />

(paṭisandhicitta), tetapi Godhika telah meninggal dunia dengan<br />

kesadaran-kelahiran-kembali tidak terbentuk; artinya adalah:<br />

karena tidak terbentuk (appatiṭṭhitakāraṇa: atau, dengan sebab<br />

yang tidak terbentuk).<br />

Spk-pṭ: Appatiṭṭhena adalah suatu alat yang digunakan sebagai<br />

indikasi perasaan (itthambhūtalakkhaṇa). Artinya adalah: dengan<br />

(kesadaran) tidak muncul (anuppattidhammena); karena jika ada<br />

kemunculan, kesadaran akan disebut “terbentuk”. Tetapi ketika<br />

komentator mengatakan, “karena tidak terbentuk”, apa yang dimaksudkan<br />

adalah bahwa penyebab bagi ketidakterbentukannya<br />

kesadaran adalah penyebab bagi Parinibbāna-nya (yadeva tassa<br />

viññāṇassa appatiṭṭhānakāranaṃ tadeva parinibbānakāranaṃ).<br />

Kasus bunuh diri yang serupa tercatat adalah Bhikkhu Vakkali<br />

pada 22:87. Ketika bhikkhu itu dikatakan mencapai Nibbāna<br />

akhir dengan kesadaran tidak terbentuk, ini jangan dianggap<br />

bahwa setelah kematian, kesadaran bertahan dalam kondisi<br />

“tidak terbentuk” (sebuah tesis yang dibantah oleh Harvey, The<br />

Selfless Mind, pp. 208-210); karena banyak naskah yang menegaskan<br />

bahwa dengan meninggalnya Arahanta, maka kesadaran<br />

juga padam dan tidak ada lagi (baca, misalnya 12:51).<br />

315. Syair ini (yang pasti merupakan tambahan para redaktur) muncul<br />

pada Sn 449, di mana, mengikuti syair yang bersesuaian dengan<br />

vv. 504-5. Dalam syair ini, Māra dianggap sebagai yakkha.<br />

316. Spk menjelaskan tujuh tahun pengejaran sebagai enam tahun

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!