22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

6. Brahmasaṃyutta (229)<br />

“Adalah demi memenuhi kelompok kebijaksanaan yang belum<br />

terpenuhi, maka Aku harus menyembah, menghormat, dan berdiam<br />

dengan bergantung pada petapa atau brahmana lain. Akan tetapi …<br />

Aku tidak melihat ada petapa atau brahmana lain yang lebih sempurna<br />

dalam hal kebijaksanaan daripada diri-Ku….”<br />

“Adalah demi memenuhi kelompok pembebasan yang belum<br />

terpenuhi, maka Aku harus menyembah, menghormat, dan berdiam<br />

dengan bergantung pada petapa atau brahmana lain. Akan tetapi …<br />

Aku tidak melihat ada petapa atau brahmana lain yang lebih sempurna<br />

dalam hal pembebasan daripada diri-Ku….”<br />

“Adalah demi memenuhi kelompok pengetahuan dan penglihatan<br />

pembebasan yang belum terpenuhi, maka Aku harus menyembah,<br />

menghormat, dan berdiam dengan bergantung pada petapa atau<br />

brahmana lain. Akan tetapi … Aku tidak melihat ada petapa atau<br />

brahmana lain yang lebih sempurna dalam hal pengetahuan dan<br />

penglihatan pembebasan daripada diri-Ku, yang dapat Kusembah dan<br />

hormati dan berdiam dengan bergantung padanya. 374 <br />

“Biarlah Aku menyembah, menghormati, dan berdiam dengan<br />

bergantung pada Dhamma ini yang dengannya Aku menjadi sadar<br />

sepenuhnya.”<br />

Kemudian, setelah mengetahui perenungan Sang Bhagavā melalui<br />

pikirannya sendiri, secepat seorang kuat merentangkan tangannya<br />

yang tertekuk atau menekuk tangannya yang terentang, Brahmā<br />

Sahampati lenyap dari Alam Brahmā dan muncul kembali di depan<br />

Sang Bhagavā. Ia merapikan jubahnya di atas salah satu bahunya,<br />

berlutut dengan kaki kanannya menyentuh tanah, merangkapkan<br />

tangan sebagai penghormatan kepada Sang Bhagavā, dan berkata<br />

kepada Beliau: [140] Demikianlah, Bhagavā! Memang demikian, Yang<br />

Sempurna! Yang Mulia, mereka, para Arahanta, Yang Tercerahkan<br />

Sempurna di masa lampau—Para Bhagavā itu juga menyembah,<br />

menghormati, dan berdiam dengan bergantung pada Dhamma itu<br />

sendiri. Mereka, para Arahanta, Yang Tercerahkan Sempurna di masa<br />

depan—Para Bhagavā itu juga menyembah, menghormati, dan berdiam<br />

dengan bergantung pada Dhamma itu sendiri. Biarlah Sang Bhagavā<br />

juga, yang adalah Aharanta masa kini, Yang Tercerahkan Sempurna,<br />

menyembah, menghormati, dan berdiam dengan bergantung hanya<br />

pada Dhamma itu sendiri.”

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!