22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

5. Bhikkhunīsaṃyutta: Catatan Kaki (441)<br />

wa Sang Buddha akan memperoleh dana makanan. Ia sesungguhnya<br />

ingin agar Sang Buddha memperlihatkan diri-Nya ditertawakan<br />

oleh anak-anak desa (karena datang untuk ke dua<br />

kalinya setelah pergi dengan mangkuk kosong).<br />

295. Spk menjelaskan kiñcana, dalam pāda b, sebagai “berbagai jenis<br />

kekotoran seperti ‘sesuatu’ (yang disebut) nafsu, dan seterusnya”.<br />

Mengenai penggunaan kiñcana untuk menunjukkan kekotoran,<br />

baca 41:7 (IV 297,18-19). Para deva dengan cahaya gemilang<br />

(devā abhassarā) penghuni alam tertinggi dalam kelompok<br />

jhāna ke dua, berlokasi di alam berbentuk. Mereka dikatakan<br />

hidup dari kegembiraan (pītibhakkhā). Karena mereka bertahan<br />

hidup dari makanan jhāna. Syair ini muncul pada Dhp 200, kisahnya<br />

pada Dhp-a 257-8; baca BL 3:72-73. Lanjutan dari syair<br />

ini, dihilangkan dalam BL, lima ratus gadis tersebut mendengarkan<br />

syair Sang Buddha dan mencapai buah Memasuki-arus.<br />

296. Saya mengikuti Spk, yang memisahkan<br />

cakkhusamphassaviññāṇayatana menjadi: cakkhuviññāṇena sampayutto<br />

cakkhusamphasso pi viññāṇayatanam pi; “Kontak-mata<br />

berhubungan dengan kesadaran-mata dan juga landasan kesadaran”.<br />

Spk mengatakan bahwa “kontak-mata” menyiratkan semua<br />

fenomena batin yang berhubungan dengan kesadaran; “landasan<br />

kesadaran”, segala jenis kesadaran yang telah muncul di<br />

pintu mata dimulai dari mengarahkan kesadaran (āvajjanacitta).<br />

Metode yang sama berlaku untuk pintu telinga, dan seterusnya.<br />

Tetapi untuk pintu pikiran, “pikiran” (mano) adalah<br />

bhavaṅgacitta bersama dengan pengarahan kesadaran; “fenomena<br />

pikiran” adalah objek-objek pikiran (ārammaṇadhammā);<br />

“kontak pikiran” kontak yang berhubungan dengan bhavaṅga<br />

dan pengarahan kesadaran; dan “landasan kesadaran” javanacitta<br />

dan tadārammaṇacitta, yaitu kesadaran “impuls” dan “pencatatan”.<br />

Untuk penjelasan dari jenis-jenis kesadaran ini (dasardasar<br />

Abhidhamma Pāli), baca CMA 3:8.<br />

297. Di sini, Sang Buddha jelas merujuk pada Nibbāna. Cp. 35:117 ten-<br />

tang lenyapnya enam landasan indria.<br />

298. Penjelasan yang sedikit lebih lengkap dari peristiwa ini, ter-

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!