22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

(454) 1. Buku dengan Syair (Sagāthāvagga)<br />

vv. 544-46 bersesuaian dengan Thī 183-85, namun diduga berasal<br />

dari Cālā.<br />

351. Dalam pāda b, saya membaca phussati dengan Be, Se, dan Ee2,<br />

dan bukannya Ee1 passati.<br />

352. Pada pāda ab, baca n. 345.<br />

353. Syair ini menyinggung lima dari enam alam surga indria. Hanya<br />

alam terendah, alam Empat Raja Deva, yang tidak disebutkan.<br />

354. Dalam pāda a, saya membaca ajalitaṃ dengan Se. Be apajjalitaṃ,<br />

walaupun dengan penambahan suku kata, memberikan makna<br />

yang sama. Ee1 & 2 acalitaṃ, jelas diturunkan dari SS, yang berarti<br />

“tidak tergoyahkan”.<br />

355. Pāsaṇḍa, dalam pāda c, merujuk pada sistem “pandangan salah”<br />

di luar Ajaran Buddha. Saya menerjemahkannya, secara tidak<br />

memadai, sebagai “kepercayaan”. Spk menjelaskan penurunan<br />

kata secara “etimologi rakyat”: “Mereka disebut pāsaṇḍa karena<br />

mereka menebar jala (Be: pāsaṃ ḍenti; Se: pāsaṃ oḍḍenti); maksudnya<br />

adalah bahwa mereka melempar jalan pandangan ke<br />

pikiran makhluk-makhluk. Tetapi Ajaran Buddha membebaskan<br />

seseorang dari jala tersebut, maka tidak disebut pāsaṇḍa; pāsaṇḍa<br />

hanya terdapat di luar Ajaran.” ME mendefinisikan pāsaṇḍa sebagai<br />

“suatu pandangan salah … siapa saja yang secara keliru<br />

menerima karakteristik ortodoks Hindu, seorang Jaina, seorang<br />

Buddhis, dan lain-lain; ajaran keliru, takhayul.”<br />

356. Spk menjelaskan vimutto upadhisaṅkhaye dalam pāda d sebagai<br />

berikut: “Ia terbebaskan ke Nibbāna, dikenal sebagai padamnya<br />

perolehan, sebagai objek.” Ungkapan ini juga terdapat dalam<br />

MN I 454,3-4 dan II 260,22-23. Spk-pṭ mendefinisikan “akhir dari<br />

semua kamma” (sabbakammakkhaya) sebagai Kearahatan dan<br />

“padamnya perolehan” sebagai Nibbāna. Baca juga 4:25 dan n.<br />

324.<br />

357. Tidak ada cara untuk memastikan apakah bhikkhunī ini adalah<br />

sama dengan Aḷavikā; baca n. 331. Syair-syair ini tidak terdapat<br />

dalam Thī.<br />

358. Spk: Kedua boneka (bimba) di sini, dan kesengsaraan (agha) pada<br />

v. 549b, merujuk pada kehidupan individu (attabhāva), dalam hal

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!