22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

(398) 1. Buku dengan Syair (Sagāthāvagga)<br />

122. Kata kerja dalam pāda b adalah pasif. Spk pada v. 246 mengemas<br />

bentuk aktif parikassati menjadi parikaḍḍhati, ditarik ke sana kemari.<br />

Spk: Mereka yang dikuasai oleh pikiran akan mengalami<br />

obsesi sepenuhnya. Spk-pṭ: Sutta itu mengatakan tentang mereka<br />

yang belum memahami realitas sepenuhnya. Tetapi mereka<br />

yang telah memahami sepenuhnya kelompok-kelompok unsur<br />

kehidupan dan meninggalkan kekotoran tidak akan dikuasai<br />

oleh pikiran, sebaliknya pikiranlah yang mereka kuasai.<br />

123. Spk mengemas vicāraṇa dalam pāda b menjadi pādāni, kaki, menjelaskan<br />

bahwa bentuk tunggal itu harus dipahami sebagai jamak.<br />

Dalam konteks doktrin, kata vicāra berarti penyelidikan,<br />

dan biasanya berpasangan dengan vitakka untuk menggambarkan<br />

proses pikiran, yaitu formula untuk jhāna pertama. Akan<br />

tetapi, di sini, intinya sepertinya adalah bahwa pikiran dapat<br />

berjalan jauh tanpa pergerakan fisik.<br />

124. Saya membaca dengan Be, Se, Ee1, dan Spk (Be) kissa dhūpāyito,<br />

bukannya kissā dhūmāyito dalam Ee2, SS, dan Spk (Se). Syair ini<br />

juga terdapat dalam Th 448 dengan dhūpāyito. Norman (pada EV<br />

I, n. atas 448) berpendapat bahwa kata ini berarti “beraroma”<br />

atau “buram (oleh asap)”, tetapi Spk mengemas sebagai āditto;<br />

baca juga v. 542, di mana padhūpito berarti “membakar”.<br />

125. Spk: Kata ini adalah terjerat oleh keserakahan (taṇhāya uḍḍito) karena<br />

mata, tertangkap oleh tali keinginan, terjerat dalam kait<br />

bentuk-bentuk; demikian juga dengan telinga dan suara-suara,<br />

dan seterusnya. Dunia ini terkurung oleh Kematian (maccunā pihito):<br />

Walaupun kamma yang dilakukan dalam kehidupan terakhir<br />

adalah hanya satu saat pikiran jauhnya, makhluk-makhluk tidak<br />

mengetahuinya karena mereka terkurung di dalamnya, seolaholah<br />

oleh gunung, oleh kesakitan hebat yang muncul pada saat<br />

kematian.<br />

126. Baca n. 57 di atas. Mengikuti usulan VĀT, saya menganggap<br />

upādāya dalam pāda c sebagai absolutif dengan makna literal<br />

“kemelekatan”, dilengkapi oleh kata kerja terbatas vihaññati dalam<br />

pāda d; loko dalam v. 221c dengan demikian menjadi sekedar<br />

pengisi irama. Akan tetapi, Spk mengadopsi solusi alternatif,

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!