22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

1. Devatāputasaṃyutta: Catatan Kaki (413)<br />

180. Spk: Rohitassa mengajukan pertanyaan ini mengenai akhir dunia<br />

sehubungan dengan dunia sebagai planet bumi (cakkavāḷaloka),<br />

tetapi Sang Bhagavā menjawab sehubungan dengan dunia<br />

bentukan-bentukan (saṅkhāra-loka).<br />

181. Penggambaran umum tentang pemanah ini juga terdapat pada<br />

20:6 (II 265, 27 – 266, 2). Spk: Daḷhadhammo = daḷhadhanu; memiliki<br />

busur berukuran maksimum (uttamappamāṇena dhanuṇā<br />

samannāgato). Bentuk jamak daḷhadhammino muncul di bawah<br />

pada v. 708b. Pada EV I, n. sampai 1210, Norman mengusulkan<br />

bahwa bentuk ini pasti dipinjam dari suatu dialek di mana –nv- ><br />

-mm- bukannya –nn-. MW mendaftar dua kata Skt yang bermakna<br />

“dengan busur kokoh”, drhadhanvan dan drdhadhanvin. Kita<br />

boleh menganggap ini adalah yang lebih dulu muncul dalam Pāli<br />

sebagai daḷhadhamma, yang berikutnya sebagai daḷhadhammin;<br />

baca juga n. 488. Pengembangan serupa yang mempengaruhi<br />

homonim dhanvan (=gurun); baca n. 264.<br />

182. Spk mengemas loka dengan dukkhasacca dan masing-masing dari<br />

istilah lainnya melalui tiga kebenaran mulia lainnya. Demikianlah<br />

Sang Buddha menunjukkan: “Aku tidak mengajarkan empat<br />

kebenaran ini dalam benda-benda eksternal seperti rumput dan<br />

kayu, melainkan di sini, dalam jasmani yang terdiri dari empat<br />

unsur utama.”<br />

Ucapan singkat Sang Buddha ini, yang mungkin merupakan<br />

dalil yang paling mendalam dalam sejarah pikiran manusia, dijelaskan<br />

pada 35:116 oleh Yang Mulia Ānanda, yang menjelaskan<br />

bahwa dalam Disiplin Seorang Yang Mulia, “dunia” adalah<br />

“bahwa dalam dunia yang dengannya seseorang merupakan<br />

pengamat dan pemikir dari dunia”, yaitu enam landasan indria.<br />

Dari penjelasan Ānanda, kita dapat menarik implikasi berikut<br />

ini: Dunia yang dengannya Ajaran Sang Buddha adalah fokus<br />

utama adalah “dunia pengalaman”, dan bahkan dunia objektif<br />

adalah menarik hanya sejauh bahwa ia berfungsi sebagai kondisi<br />

eksternal bagi pengalaman. Dunia diidentifikasikan dengan<br />

enam landasan indria karena enam landasan ini adalah kondisi<br />

internal yang perlu bagi pengalaman dan dengan demikian untuk<br />

adanya dunia. Selama enam landasan indria ada, dunia akan

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!