22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

(486) 1. Buku dengan Syair (Sagàthàvagga)<br />

menganggap apalāyinaṃ sebagai bentuk jamak genitif yang disingkat<br />

karena alasan irama yang digunakan sebagai lawan dari<br />

sahassaṃ, bukan sebagai bentuk tunggal akusatif. Spk menuliskan<br />

pāda d: te samantā sarehi parikireyyuṃ; “mereka akan<br />

mengepung(ku) dengan panah dari segala penjuru.” Walaupun<br />

Spk-pṭ mengemas parikireyyuṃ dengan vijjheyyuṃ, “mereka akan<br />

menembak”, penggunaan ungkapan samantā parikiriṃsu pada Ja<br />

VI 592,11-15 jelas menunjukkan bahwa parikireyyuṃ tidak menyiratkan<br />

penembakan. (Ejaan salah parikaraṃsu pada Ee dari Ja<br />

harus diperbaiki menjadi parikiriṃsu seperti dalam Be: Ja II 372,<br />

vv. 2431-35.) Komentar (Ja VI 589,5) mengemas kata ini dengan<br />

parivārayiṃsu, “mengiringi (sebagai pengikut)”.<br />

489. Saya bersama dengan Ee1 membaca pāda d sebagai dhamme s’<br />

amhi patiṭṭhito dan menganggap s’ amhi sebagai gabungan dari<br />

so amhi, dengan so berfungsi sebagai kata ganti orang pertama,<br />

bentuk yang umum dalam Bahasa Pāli. Ee2 mendukung ini dalam<br />

tulisannya dhamme sv amhi patiṭṭhito. Keseluruhan ungkapan<br />

dhamme s’ amhi patiṭṭhito kemudian menjadi konstruksi<br />

nominatif, dengan urutan kata yang dibalik untuk menyesuaikan<br />

dengan irama. Th 1211 juga dapat mendukung interpretasi<br />

ini jika dibaca, sebagaimana disarankan oleh Norman, sebagai<br />

dhamme svamhi. Akan tetapi, Be dan Se, menuliskan bentuk akusatif<br />

patiṭṭhitaṃ, jelas sebagai keterangan tambahan bagi maṃ<br />

dalam pāda c. Mengomentari berdasarkan pada tulisan ini, Spk<br />

menjelaskan dhamme samhi sebagai makna sake sāsanadhamme,<br />

“Dalam Ajaran Dhamma-Ku,” dengan samhi dipahami sebagai<br />

bentuk tunggal lokatif dari sa < Skt sva. Sementara interpretasi<br />

ini awalnya terlihat dipaksakan, kami menemukan sehi dhammehi<br />

dalam Sn 298, dikemas oleh Pj II 319,16 sebagai sakehi cārittehi. Ini<br />

menunjukkan bahwa tulisan ini yang diterima oleh Spk adalah<br />

mungkin, walaupun kurang masuk akal daripada alternatifnya.<br />

Spk menghubungkan perumpamaan dengan syair ini sebagai<br />

berikut: “Jika seribu pemanah menembakkan panah dari sekeliling,<br />

seorang yang terlatih dapat mengambil tongkat dan menjatuhkan<br />

semua anak panah yang sedang meluncur sebelum<br />

mengenainya, menjatuhkannya di kakinya. Seorang pemanah

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!