22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

(480) 1. Buku dengan Syair (Sagāthāvagga)<br />

tor-faktor jalan dan kegiatan membajak. Saya mengadopsi terjemahan<br />

istilah membajak dari GD, p. 9.<br />

462. Spk: Dalam beberapa tempat, kelembutan ( soracca) menunjukkan<br />

perbuatan jasmani dan ucapan yang tidak melanggar, tetapi ini<br />

bukanlah yang dimaksudkan di sini. Di sini, yang dimaksudkan<br />

adalah Buah Kearahatan, karena itulah yang dimaksud dengan<br />

soracca (kata benda abstrak dari su + rata) karena menemukan<br />

kegembiraan dalam Nibbāna yang baik (sundare nibbāne ratattā).<br />

Apa yang ia katakan adalah: “Dengan mencapai Kearahatan di<br />

bawah Pohon Bodhi, Aku terbebaskan, dan tidak akan pernah<br />

lagi berada di bawah gandar.”<br />

463. Spk menjelaskan yogakkhemā sebagai Nibbāna “karena aman<br />

dari belenggu” (yogehi khemattā). Empat belenggu adalah identik<br />

dengan empat banjir, yang mengenai ini baca n. 1. Untuk diskusi<br />

atas sejarah literal dari yogakkhema, baca EV I, n. atas 32.<br />

Ke mana, setelah pergi, seseorang tidak bersedih (yattha gantvā na<br />

socati). Spk: Pergi menuju yang tanpa kondisi yang dikenal sebagai<br />

Nibbāna, yang adalah pencabutan semua anak panah kesedihan.<br />

464. Spk menjelaskan bahwa frasa “kedua kali” dan “ketiga kali”<br />

berarti hari berikutnya dan hari setelahnya. Walaupun teks itu<br />

sendiri menyampaikan kesan bahwa Sang Buddha pergi ke rumah<br />

yang sama untuk menerima dana makanan sebanyak tiga<br />

kali pada pagi yang sama, ini berlawanan dengan etika monastik<br />

yang benar, jadi Spk dapat dipercaya dalam hal ini.<br />

465. Pakaṭṭhaka < Skt prakarsaka, “pengusik, pengganggu”, dari prakrs,<br />

mengacau, mengganggu (SED). Spk mengemas dengan ragiddha,<br />

“serakah akan rasa-kecapan”. Spk-pṭ menjelaskan: “Ia ditarik<br />

mau oleh keinginan akan rasa kecapan” (rasataṇhāya pakaṭṭho).<br />

466. Yaitu, Ia diserang oleh penyakit yang muncul dari aliran an-<br />

gin, satu dari tiga elemen tubuh menurut sistem pengobatan<br />

ayurveda India; mengenai angin sebagai salah satu dari delapan<br />

penyebab penyakit, baca 36:21.<br />

Spk: Sang Buddha mudah terserang penyakit-penyakit ringan<br />

yang berhubungan dengan perut sebagai akibat dari enam tahun<br />

praktik pertapaan keras sebelum Penerangan Sempurna.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!