22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

(160) 1. Buku dengan Syair (Sagāthāvagga)<br />

11 (1) Tujuh Jaṭila<br />

II. SUB BAB KE DUA<br />

(TANPA ANAK)<br />

Pada suatu ketika, Sang Bhagavā sedang berdiam di Sāvatthī, di<br />

Taman Timur Istana Ibu Migāra. 218 Pada saat itu, di malam hari, Sang<br />

Bhagavā telah keluar dari keheningan dan sedang duduk di gerbang<br />

luar. Kemudian Raja Pasenadi dari Kosala mendekati Sang Bhagavā,<br />

memberi hormat kepada Beliau dan duduk di satu sisi. [78] <br />

Pada saat itu, tujuh jaṭila, tujuh nigaṇṭha, tujuh petapa telanjang,<br />

tujuh petapa berjubah-satu, dan tujuh pengembara—dengan bulu ketiak<br />

panjang, kuku panjang, dan rambut panjang, membawa perlengkapan<br />

mereka—berjalan tidak jauh dari Sang Bhagavā. 219 Kemudian Raja<br />

Pasenadi dari Kosala bangkit dari duduknya, merapikan jubah luarnya<br />

di satu bahunya, berlutut dengan lutut kanannya di tanah, dan,<br />

merangkapkan tangannya sebagai penghormatan kepada tujuh jaṭila,<br />

tujuh nigaṇṭha, tujuh petapa telanjang, tujuh petapa berjubah-satu,<br />

dan tujuh pengembara, ia menyebutkan namanya tiga kali: “Saya<br />

adalah raja, Yang Mulia, Pasenadi dari Kosala! … Saya adalah raja, Yang<br />

Mulia, Pasenadi dari Kosala.”<br />

Kemudian, tidak lama setelah tujuh jaṭila … … dan tujuh<br />

pengembara ini pergi, Raja Pasenadi dari Kosala mendekati Sang<br />

Bhagavā, memberi hormat kepadanya, duduk di satu sisi, dan berkata<br />

kepada Sang Bhagavā: “Mereka, Yang Mulia, adalah yang di dunia ini<br />

termasuk para Arahanta atau yang telah memasuki sang jalan menuju<br />

Kearahatan.” 220<br />

“Baginda, sebagai orang awam yang menikmati kenikmatan indria,<br />

berdiam di dalam rumah yang ramai oleh anak-anak, menikmati<br />

pemakaian kayu cendana Kāsi, memakai kalung bunga, wewangian,<br />

dan salep, menerima emas dan perak, adalah sulit bagimu untuk<br />

mengetahui: “Orang-orang ini adalah Arahanta atau orang-orang ini<br />

telah memasuki sang jalan menuju Kearahatan.”<br />

“Adalah dengan hidup bersama dengan seseorang, Baginda, maka<br />

kemuliaannya diketahui, dan setelah waktu yang lama, bukan setelah<br />

waktu yang singkat, oleh seorang yang memperhatikan, bukan oleh<br />

seorang yang tidak memperhatikan; oleh seorang yang bijaksana,<br />

bukan oleh seorang yang dungu.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!