22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

11. Sakkasaṃyutta: Catatan Kaki (527)<br />

siapakah kita harus takut? Demikianlah mereka tidak ketakutan.”<br />

612. Dari ketiga dewa ini, Spk mengatakan bahwa hanya Pajāpati<br />

yang berpenampilan dan memiliki umur kehidupan yang sama<br />

dengan Sakka dan menempati posisi ke dua, sedangkan Varuṇa<br />

dan Isāna menempati posisi ketiga dan keempat. Menurut MW,<br />

Prajāpati aslinya adalah “Raja para makhluk, pencipta, … dewa<br />

tertinggi di atas para dewa Veda”. Varuṇa “adalah salah satu<br />

dewa Veda yang tertua … sering dianggap sebagai dewa tertinggi”.<br />

Isāna adalah “salah satu nama dari Siva-Rudra”.<br />

613. Baca n. 157. Di sini, Spk mengatakan bahwa ia adalah yang tertua<br />

di antara para asura.<br />

614. Peristiwa serupa dikisahkan pada 35:248 (IV 201,18 – 202,4).<br />

615. Dalam pāda a, Be, Se, dan Ee2 membaca pabbhijeyyuṃ, Ee1<br />

pakujheyyuṃ. Yang terakhir dikenali Spk sebagai v. 1. Dialog<br />

merupakan kontes antara dua pemimpin politik yang saling berlawanan,<br />

dengan Mātali mendukung pemerintahan lalim, Sakka<br />

menganut prinsip kebajikan. Filosofi politis lalim sepertinya sesuai<br />

dengan karakter para asura, dan sesungguhnya dalam sutta<br />

berikut ini, Vepacitti sendiri menyatakan bahwa syair-syair ini<br />

berasal dari Mātali.<br />

616. Saya menerjemahkan pāda cd dengan tuntunan dari tulisan<br />

Spk: “Di antara tujuan-tujuan (atau kebaikan-kebaikan) yang<br />

memuncak pada kesejahteraan seseorang, tidak ditemukan tujuan<br />

(atau kebaikan) yang lebih baik daripada kesabaran” (tesu<br />

saka-atthaparamesu atthesu khantito uttaritaro añño na vijjati). Karena<br />

perbedaan antara bentuk jamak sadatthaparamā atthā dalam<br />

pāda c dan kata kerja tunggal vijjati dalam pāda d, sepertinya<br />

perlu membaca klausa nominatif dalam pāda c sebagai melakukan<br />

fungsi lokatif atau genitif, seperti yang disarankan Spk, dengan<br />

subjek tunggal implisit. Alternatif satu-satunya mungkin<br />

adalah dengan memperbaiki pāda c menjadi bentuk tunggal sadatthaparamo<br />

attho, tetapi tidak ada teks dengan tulisan ini. Cp v.<br />

854d di atas dan v. 895d di bawah. Ñāṇamoli secara sintaksis memecah<br />

dua pāda tersebut dan menerjemahkan: “Kesejahteraan

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!