22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

(210) 1. Buku dengan Syair (Sagāthāvagga)<br />

25 (5) Putri-putri Māra<br />

Kemudian Māra si Jahat, setelah mengucapkan syair kekecewaan di<br />

hadapan Sang Bhagavā, pergi dari tempat itu dan duduk bersila di atas<br />

tanah tidak jauh dari Sang Bhagavā, diam, cemas dengan bahu turun,<br />

putus asa, merenung, tidak mampu berkata-kata, menggores tanah<br />

dengan sebatang tongkat. 321<br />

Kemudian putri-putri Māra—Taṇhā, Arati, dan Ragā—mendekati<br />

Māra si Jahat dan berkata kepadanya dalam syair: 322<br />

506. “Mengapa engkau bersedih, Ayah?<br />

Siapakah orang yang membuatmu berduka?<br />

Kami akan menangkapnya dengan jerat nafsu<br />

Seperti mereka menangkap gajah hutan.<br />

Kami akan mengikatnya erat dan membawanya kembali,<br />

Dan ia akan berada di bawah kekuasaanmu.” 323<br />

[Mara:]<br />

507. “Sang Arahanta, Yang Sempurna di dunia ini,<br />

Tidaklah mudah ditarik dengan menggunakan nafsu.<br />

Ia telah pergi meninggalkan alam Māra:<br />

Oleh karena itu, aku berduka dengan pahit.” <br />

Kemudian putri-putri Māra—Taṇhā, Arati, dan Ragā—mendekati<br />

Sang Bhagavā dan berkata kepada-Nya: “Kami melayani-Mu, Petapa.”<br />

Tetapi Sang Bhagavā tidak memperhatikan, karena Beliau terbebas<br />

dalam padamnya perolehan yang tiada bandingnya. 324<br />

Kemudian putri-putri Māra—Taṇhā, Arati, dan Ragā—pergi ke<br />

pinggir dan berembuk: “Selera laki-laki berbeda-beda. Bagaimana jika<br />

masing-masing dari kita menjelma menjadi bentuk seratus bidadari.”<br />

[125] Kemudian ketiga putri Māra itu, masing-masing mengubah<br />

wujudnya menjadi seratus bidadari, mendekati Sang Bhagavā dan<br />

berkata kepada Beliau: “Kami melayani-Mu, Petapa.” Tetapi Sang<br />

Bhagavā tidak memperhatikan, karena Beliau terbebas dalam<br />

padamnya perolehan yang tiada bandingnya.<br />

Kemudian putri-putri Māra pergi ke pinggir dan sekali lagi<br />

berembuk: “Selera laki-laki berbeda-beda. Bagaimana jika masing-

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!