22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

(354) 1. Buku dengan Syair (Sagāthāvagga)<br />

bentukan-bentukan kehendak, seseorang terhanyut; (ii) karena<br />

keinginan dan pandangan-pandangan, seseorang tenggelam;<br />

karena kekotoran-kekotoran lainnya, seseorang terhanyut; (iii)<br />

karena keinginan, seseorang tenggelam; karena pandanganpandangan,<br />

seseorang terhanyut; (iv) karena pandangan eternalis,<br />

seseorang tenggelam; karena pandangan nihilis, seseorang<br />

terhanyut. (baca It 43, 12-44,4); (v) karena kekenduran, seseorang<br />

tenggelam; karena kegelisahan, seseorang terhanyut; (vi)<br />

karena melakukan praktik pemuasan kenikmatan-indria, seseorang<br />

tenggelam; karena melakukan praktik penyiksaan diri,<br />

seseorang terhanyut; (vii) karena segala bentukan kehendak<br />

yang tidak bermanfaat, seseorang tenggelam; karena segala<br />

bentukan kehendak duniawi, seseorang terhanyut. Ñāṇananda<br />

menyarankan agar menghubungkan prinsip “Tidak berhenti,<br />

tidak mendorong” dengan masing-masing dari empat banjir:<br />

baca SN-Anth 2:56-58.<br />

4. Spk: Sang Buddha disebut seorang brahmana dalam pengertian<br />

Arahanta (baca Dhp 388, 396-423). Beliau telah padam sepenuhnya<br />

(parinibbuto) dalam hal bahwa Beliau telah padam melalui<br />

pemadaman kekotoran-kekotoran (kilesanibbānena nibbutaṃ).<br />

Keinginan adalah tanda kemelekatan (vissattikā) karena ia melekat<br />

dan menempel pada berbagai objek indria.<br />

5. Spk: Ketika deva itu mendengar jawaban Sang Buddha, ia<br />

mencapai Buah Memasuki-Arus.<br />

6. Sattānaṃ nimokkhaṃ pamokkhaṃ vivekaṃ. Spk: “Pembebasan<br />

(nimokkha) adalah Jalan, karena makhluk-makhluk yang terbebas<br />

dari belenggu kekotoran oleh Sang Jalan; lepas (pamokha) adalah<br />

Buah, karena pada saat Buah, makhluk-makhluk terbebas dari<br />

belenggu kekotoran; keheningan (viveka) adalah Nibbāna, karena<br />

ketika mereka mencapai Nibbāna, makhluk-makhluk terpisah<br />

dari segala penderitaan. Atau, dengan kata lain, ketiganya<br />

adalah sebutan bagi Nibbāna: karena setelah mencapai Nibbāna,<br />

makhluk-makhluk terbebaskan, terlepaskan, terpisah dari<br />

segala penderitaan.” Kata-kata yang sesungguhnya dari syair ini<br />

sepertinya lebih sesuai dengan alternatif ke dua.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!