22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

(302) 1. Buku dengan Syair (Sagāthāvagga)<br />

Segala bentukan adalah tidak kekal;<br />

Bersifat muncul dan lenyap.<br />

Setelah muncul, mereka lenyap;<br />

Ketenangannya adalah kebahagiaan.<br />

777. “Sekarang, aku tidak akan pernah lagi berdiam <br />

Di antara para deva, Jālini!<br />

Pengembaraan dalam kelahiran telah berakhir:<br />

Sekarang tidak ada lagi kehidupan baru.”<br />

7 Nāgadatta<br />

Pada suatu ketika, Yang Mulia Nāgadatta sedang berdiam di antara para<br />

penduduk Kosala di suatu hutan. 545 Pada saat itu, Yang Mulia Nāgadatta<br />

memasuki desa terlalu pagi dan kembali terlalu siang. Kemudian devatā<br />

yang menghuni hutan tersebut, karena berbelas kasihan kepada Yang<br />

Mulia Nāgadatta, mengharapkan kebaikannya, ingin membangkitkan<br />

semangat religius dalam dirinya, [201] mendekatinya dan berkata<br />

kepadanya dalam syair berikut:<br />

778. “Memasuki desa terlalu pagi,<br />

Terlambat kembali di siang hari,<br />

Nāgadatta bergaul terlalu dekat dengan umat-umat awam,<br />

Berbagi kebahagiaan dan penderitaan mereka. 546<br />

779. “Aku khawatir akan Nāgadatta,<br />

Sombong, melekat pada keluarga.<br />

Tidak berada di bawah kekuasaan Pembuat-akhir, <br />

[Dalam genggaman] Raja Kematian yang sangat kuat.”<br />

Kemudian Yang Mulia Nāgadatta, tergerak oleh devatā tersebut,<br />

mendapatkan kembali semangat religiusnya.<br />

8 Ibu Rumah Tangga<br />

Pada suatu ketika, seorang bhikkhu sedang berdiam di antara penduduk<br />

Kosala, di suatu hutan. Pada saat itu, bhikkhu tersebut menjadi sangat

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!