22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

8. Vaïgisasaüyutta: Catatan Kaki (485)<br />

Spk: Sebelum para Buddha muncul, altar-altar seperti Aggāḷava<br />

dan Gotamaka adalah tempat kediaman para yakkha dan nāga,<br />

dan lain-lain, tetapi ketika para Buddha muncul, orang-orang<br />

mengusir makhluk-makhluk di sana dan membangun vihara di<br />

sana.<br />

486. Saya menerjemahkan anabhirati sebagai “ketidakpuasan”, dan<br />

sinonim yang paling mendekati adalah arati sebagai “tidak<br />

puas”. Walaupun makna dari kedua kata ini tumpang tindih,<br />

arati biasanya dikemas dalam komentar sebagai ketidakpuasan<br />

terhadap tempat tinggal yang terpencil dan terhadap meditasi<br />

(pantasenāsanesu c’ eva bhāvanāya ca ukkaṇṭhithaṃ: Spk I 264,29-<br />

31 [hingga 7:17]) atau tidak puas terhadap Ajaran Sang Buddha<br />

(sāsane aratiṃ: Spk I 269,23,24 [hingga 8:2]). Anabhirati biasanya<br />

menyiratkan tekanan yang disebabkan oleh nafsu indria, sering<br />

kali menimbulkan keinginan untuk melepaskan hidup selibat<br />

dan kembali menikmati kenikmatan indria. Dalam ungkapan<br />

sabbaloke anabhiratasaññā, “persepsi ketidakgembiraan dalam<br />

keseluruhan dunia”, anabhirata digunakan dalam makna positif<br />

sebagai penunjukan pada topik meditasi vipassanā tertentu<br />

(baca AN IV 111,3-7). Kegembiraan (abhirati) yang harus dimunculkan<br />

Vaṅgisa dalam dirinya, tentu saja, adalah kegembiraan<br />

dalam hidup suci, bukan kegembiraan tidak bermanfaat dalam<br />

lima objek indria, modus keinginan.<br />

487. Dari yang Gelap (kaṇhato). Spk: “Dari kelompok gelap, kelompok<br />

Māra.” Māra dipanggil sebagai Kaṇha dalam bagian ulangan dari<br />

syair-syair pada MN I 337-38.<br />

488. Spk menjelaskan uggaputtā dalam pāda a sebagai putra-putra<br />

aristokrat kerajaan yang berkuasa (uggatānaṃ puttā mahesakkhā<br />

rājaññabhūta). SPD, s.v. ugga, mengatakan bahwa mereka adalah<br />

anggota kasta ugga, kasta campuran yang muncul dari ayah<br />

kesatria dan ibu sūdrā. Anggota kasta ini, sepertinya, bekerja<br />

sebagai polisi, pengawal, dan prajurit professional. Spk mengemas<br />

daḷhadhammino sebagai “mereka yang berbusur kuat membawa<br />

busur sang guru berukuran maksimum” (daḷhadhanuno<br />

uttamapamāṇaṃ ācariyadhanuṃ dhārayamānā); baca n. 181 di<br />

atas, II, n. 365, dan EV I, n. atas 1210. Saya bersama dengan Spk

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!